Prof Quraish Shihab Sebut Menyebarkan Berita Bohong Itu Berdosa

By Admin


nusakini.com - Jakarta - Revolusi teknologi informasi yang melahirkan media sosial (medsos) menjadikan publik memiliki akses yang demikian luas, bukan saja untuk memperoleh informasi namun juga dengan cepat seseorang bisa membuat, menyimpan dan menyebar berbagai informasi informasi, baik itu berita benar maupun berita bohong (hoaks). 

Menanggapi hal itu, ulama besar Prof Dr Quraish Shihab menyampaikan bahwa setiap informasi atau berita yang tersebar di medsos, apalagi menyangkut kepentingan masyarakat luas, hendaknya terlebih dahulu diverifikasi atau dicek terlebih dahulu kebenarannya. 

“Kita hendaknya tidak menyebarkan begitu saja setiap informasi yang diperoleh tanpa mengetahui apakah informasi itu fakta atau berita bohong (hoaks). Sekalipun informasi itu fakta, tetapi tidak berdampak positif bagi masyarakat luas, maka lebih baik kita tidak menyebarkannya”, ujar Prof Quraish saat menjadi narasumber dalam acara Shihab dan Shihab, Rabu (17/10/2018). 

Menurut Prof Quraish, Islam sebenarnya tegas terhadap kabar bohong, di mana Islam memberi aturan tegas kepada umatnya untuk ber-tabayyun (klarifikasi) terhadap segala informasi atau berita yang diterimanya.

“Setiap berita atau informasi kalau itu sudah diragukan kebenarannya, harus melakukan tabayyun (klarifikasi). Kalau tidak, berdosa yang menyebarkan informasi itu. Karena Tuhan sudah memerintahkan, apabila datang kepadamu seorang fasik, seorang yang durhaka, lakukan klarifikasi,” jelas pakar ilmu tafsir Al-Quran alumni Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir itu.

Pendiri Pusat Studi Al-Quran ini juga menambahkan, sekalipun informasi itu benar adanya, tetapi tidak penting atau tidak memberi manfaat terhadap masyarakat luas, maka lebih baik kita tidak membagikan informasi itu kepada orang lain.

“Semua informasi atau berita yang diterima oleh seseorang, kalau informasi itu penting, apalagi menyangkut masyarakat umum, dia wajib melakukan klarifikasi kebenarannya. Tapi kalau informasinya tidak penting, tidak perlu juga kita membagikan informasi itu,” imbuhnya.

Dia juga mengingatkan, salah satu penyakit lidah manusia adalah kerapkali membicarakan hal-hal yang tidak penting. Padahal, waktu kita amatlah mahal dari sekedar membicarakan hal-hal yang tidak bermanfaat.

“Salah satu penyakit lidah itu adalah membicarakan hal-hal yang tidak penting. Habis waktu kita dalam membicarakan hal-hal yang tidak penting,” pungkasnya. (b/mk)