Produksi Gas PHE Diperkirakan Bakal Naik Diakhir 2016

By Admin


nusakini.com - PT Pertamina Hulu Energi (PHE), anak usaha PT Pertamina (Persero), memperkirakan hingga akhir 2016 produksi gas bisa mencapai 725 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Produksi ini naik dibandingkan realisasi tahun lalu sebesar 678 MMSCFD. Hingga semester I-2016, produksi gas bahkan telah melampaui target, yakni sebesar 728 MMSCFD.

"Faktor pendorong peningkatan produksi gas ini dari on stream-nya Senoro Toili dan tambahan akuisisi Blok NSO/B," ujar Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) R Gunung Sardjono Hadi, Senin (8/8/2016).

Untuk minyak, PHE belum akan meningkatkan produksi karena kondisi harga minyak yang relatif masih rendah. Hingga akhir tahun ini, produksi minyak dipatok 62.613 barel per hari (barel oil per day/BOPD), lebih rendah dibandingkan produksi tahun lalu 66.302 BOPD.

Menurut Gunung, PHE tetap menjaga profil di semua anak usaha dengan cara shifting. Misalnya, pengeboran pengembangan yang mahal dipindahkan ke kerja ulang (work over) sehingga biaya lebih murah, tetapi berkontribusi pada produksi. "Shifting juga dilakukan dari minyak ke gas. Minyaknya memang turun, tetapi gas naik sehingga secara ekuivalen tetap naik," kata dia.

Gunung mengatakan, PHE masih fokus pada blok-blok yang menjadi andalan untuk memberikan kontribusi seperti PHE Offshore North West Java (ONWJ) dan PHE West Madura Offshore (WMO). Sedangkan lapangan yang berpotensi memberikan kontribusi produksi tambahan dalam 2-3 tahun mendatang adalah Lapangan Senoro Toili, Jambi Merang dan hasil akuisisi Blok NSO/B untuk peningkatan produksi gas.

Saat ini PHE memiliki 57 anak perusahaan, tujuh perusahaan patungan dan dua perusahaan afiliasi yang berada di dalam maupun di luar negeri. Anak perusahaan, perusahaan patungan, dan perusahaan afiliasi PHE melakukan kegiatan usaha di di kegiatan usaha hulu (upstream)migas (termasuk gas metana batu bara dan migas non-conventional) di dalam dan luar negeri, maupun kegiatan usaha hilir. Sebanyak 21 anak perusahaan PHE juga tercatat sebagai operator di masing-masing wilayah kerja migas hulu.

Gunung mengatakan, kinerja PHE secara keseluruhan cukup baik di tengah tekanan krisis karena perseroan memiliki strategi untuk survive. Strategi efisiensi, menjadi penekanan utama perusahaan saat ini. Tidak hanya pada hal-hal yang terkait langsung dengan operasi dan produksi, namun juga pada jajaran fungsi strategic business support.

Semua lini perusahaan wajib menerapkan efisiensi sejauh tidak mengganggu penerapan health safety security and environment. “Ini tantangan bagi kita untuk melakukan perbaikan-perbaikan, tapi tentu saja HSSE tetap nomor satu," terang Gunung. (p/mk)