Presiden: Keislaman Indonesia Junjung Persatuan dan Kerukunan

By Admin

nusakini.com--- Keanekaragaman suku, budaya, agama, dan golongan di Tanah Air merupakan anugerah Allah. Kareanya, umat Islam Indonesia harus menjaga keutuhan dan kerukunan dalam kemajemukan tersebut. 

"Ini saya kira sebuah Islam Indonesia yang ingin kita tunjukkan, sehingga yang terkait dengan persatuan, kerukunan terus akan kita gerakkan, kita tunjukkan," kata Presiden Joko Widodo dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di halaman Gedung Kanzus Sholawat", Pekalongan, Jawa Tengah, Minggu (08/01). 

Menurutnya, Islam mengajarkan toleransi dan menghargai kemajemukan. Rasulullah bahkan memberikan contoh langsung terkait hal ini. 

"Rasul pernah membentuk kontrak politik dengan semua unsur, dengan semua komponen masyarakat melalui Piagam Madinah untuk mempersatukan, untuk kesatuan. Ini jelas sekali bahwa ajaran Islam, umat Islam menghargai kemajemukan suku, kemajemukan golongan, beraneka macamnya agama," kata Presiden. 

"Berbeda dengan negara lain yang hanya memiliki satu suku, kita 700 suku, patut disyukuri. Ini kekuatan kalau kita bisa membangun kesatuannya," tambahnya. 

Kemajemukan yang dimiliki Indonesia, kata Presiden, merupakan potensi dan kekuatan untuk menjadi negara maju dan besar. Karenanya, kekuatan itu harus bisa disatukan dalam semangat persatuan. 

"Kalau kita sibuk sendiri-sendiri, ribut sendiri-sendiri tidak mempersatukan kekuatan kita, tidak mempersatukan potensi kita, ya kita akan menjadi bangsa yang kalah, bukan bangsa pemenang," ucap Presiden. 

"(Persatuan) Ini yang harus kita jaga. Saya senang tadi kita menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama-sama dan pengucapan Pancasila. Terima kasih," imbuhnya. 

Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Presiden berharap Indonesia harus bisa menjadi contoh bagi dunia internasional dalam menghargai kemajemukan. 

Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga kembali mengingatkan untuk menggunakan media sosial secara bijak. Ajaran Islam yang selalu mengedepankan nilai kesantunan, kesopanan, dan budi pekerti baik, harus selalu dilakukan.

Menurutnya, seiring penggunaan gadget dan media sosial, info dari manapun bisa diterima, baik berupa hasutan, berita bohong, atau informasi lainnya. Presiden berpesan agar masyarakat dapat menyaring dan mengecek kebenaran setiap berita yang beredar di media sosial. 

"Kalau tidak di-screening nanti banyak yang keliru dan akhirnya bisa memecah belah persatuan kita, ini yang harus kita jaga," imbuhnya. 

Dalam acara tersebut, Presiden Jokowi juga menyempatkan diri berinteraksi dengan para santri dan memberikan hadiah sepeda kepada santri yang berhasil menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Presiden. 

Turut mendampingi Presiden Joko Widodo dalam acara tersebut antara lain Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (p/ab)