nusakini.com-Bogor-Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, dirinya adalah pengagum mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif, yang meski usianya kini sudah 83 tahun, tapi tidak kenal lelah. 

“Terus memberikan masukan kepada saya, langsung datang ke Istana atau lewat telepon. Semangat beliau masih seperti milenial,” puji Presiden Jokowi saat menerima peserta Kongres Indonesia Millenial Movement Tahun 2018 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (12/11).

Semangat milenial Buya Syafifi Maarif, lanjut Presiden, akan muncul apalagi kalau berbicara masalah persatuan, masalah persaudaraan, dan bicara mengenai kemajuan Indonesia, memajukan Indonesia. Karena disadari, tambah Presiden, tantangan ke depan semakin berat, apalagi dengan kondisi negara Indonesia yang memang berbeda-beda, berwarna-warni. 

Revolusi Industri 4.0, diakui Presiden telah membuat perubahan dunia berjalan sangat cepat sekali. Namun kecepatan perubahan ini, menurut Presiden, harus terus diwaspadai agar jangan sampai perubahan ini membawa bangsa Indonesia ke dalam intoleransi, ke dalam ekstremisme yang sangat berlebihan. 

Presiden berharap dengan adanya pertemuan seperti yang diadakan oleh Maarif Institute itu, semuanya bergerak bersama-sama untuk membawa negara ini ke dalam sebuah kemajuan, tetapi dengan cara-cara yang sejuk, cara-cara yang baik. 

“Selalu saya sampaikan marilah kita hijrah dari ujaran kebencian ke ujaran kebenaran. Hijrah dari pesimisme ke optimisme. Hijrah dari pola-pola konsumtif ke pola-pola yang produktif. Hijrah dari kegaduhan-kegaduhan ke persatuan dan kerukunan. Karena itulah yang dibutuhkan,” tutur Presiden. 

Tidak Mudah 

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi menyampaikan keyakinannya, negara Indonesia akan menjadi 4 (empat) besar ekonomi terkuat di dunia, insyaallah di tahun 2045. Artinya, lanjut Kepala Negara, peserta Kongres Indonesia Millenial Movement yang nanti menikmati, karena mereka yang akan memimpin negara ini di 2040-2045. 

Tetapi, Kepala Negara menuturkan, proses menuju ke sana itu tidak mudah, tidak ringan, penuh hambatan dan tantangan karena Indonesia adalah negara besar. Oleh sebab itu, lanjut Kepala Negara, fondasi-fondasi menuju ke sana harus diperkuat. 

“Infrastruktur, yang menjadi fondasi ini harus diperkuat. Pembangunan SDM juga harus fokus dan menjadi perhatian kita. Tanpa itu, jangan bermimpi kita bisa bersaing dan berkompetisi dengan negara lain,” tutur Kepala Negara. 

Tampak mendampingi Presiden Jokowi dalam kesempatan itu antara lain Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf.(p/ab)