PrepCom 3 di Surabaya Akan Susun Draft Final Agenda Baru Perkotaan Dunia

By Admin

nusakini.com--Surabaya menjadi tuan rumah gelaran internasional Prepatory Committee (PrepCom) 3 – Habitat III yang dilaksanakan untuk mempersiapkan isu-isu perkotaan yang kemudian disusun menjadi sebuah Zero Draft New Urban Agenda (ZD NUA) yang akan dibawa ke gelaran Habitat III di Quito, Ekuador. 

“Kenapa Surabaya dipilih, karena Surabaya mempunyai capaian-capaian pembangunan permukiman dan perkotaan, beberapa pengakuan baik nasional dan internasional diraih Surabaya dan sebagai juga simbol dari keberhasilan Kampung Improvement Program oleh kota Surabaya. Bapak Presiden sendiri yang akan membuka acara ini tanggal 25 Juli besok hari Senin, dan beliau sudah confirm hadir pada acara tersebut,” dikatakan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Selasa (19/7).

PrepCom 3 menjadi pertemuan yang sangat penting karena merupakan pertemuan terakhir untuk menyiapkan ZD NUA yang merupakan draft final setelah PrepCom sebelumnya yang dilaksanakan di New York, USA (PrepCom 1) dan Nairobi, Kenya (PrepCom 2).

 “Yang dimaksud dengan zero draft adalah final draft, setelah PrepCom di New York, di Kenya dan terakhir di Surabaya terakhir, menjadi zero draft yang akan dibahas di Quito nanti,” tutur Basuki.

Menteri Basuki mengatakan, bagi Indonesia yang mempunyai agenda pembangunan permukiman dan perkotaan, yang dikenal dengan program 100-0-100 (100 persen akses air bersih, 0 persen kawasan kumuh dan 100 persen akses sanitasi), berkepentingan untuk memasukkan agenda tersebut. 

Senada dengan Menteri Basuki, perwakilan dari Sekretariat Habitat III Tobias Kettner mengatakan bahwa pertemuan tersebut mempunyai peranan yang sangat penting, karena akan dibahas ZD NUA yang akan menjadi panduan negara-negara untuk pembangunan kota yang berkelanjutan untuk masa 20 tahun ke depan. 

“PBB membuat beberapa pertemuan persiapan dalam rangka menyusun agenda tersebut, yaitu Prepcom 1 dan 2, terakhir di Surabaya yang justru menjadi pertemuan paling penting karena akan dibahas dokumen yang akan ditetapkan di Quito,” tutur Tobias. 

Tobias mengatakan bahwa proses penyusunan ZD NUA merupakan proses yang panjang sekitar dua tahun dan berjalan secara inklusif yang melibatkan sekitar 10 ribu pemangku kepentingan. 

Sementara itu Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Sosial, Budaya dan person Serta Masyarakat lana Winayanti mengungkapkan bahwa PrepCom3 akan menggali masukan dan perspektif akhir dari berbagai negara dan stakeholder lainnya. 

“Isu-isu kunci urbanisasi yang harus ditangani menjadi masukan dalam NUA. Dokumen ini sangat strategis dan mempunyai peran penting dalam Pembangunan perkotaan Indonesia. NUA mengangkat mengangkat perhatian dunia akan pentingnya melihat keberagaman kondisi sosial budaya masyarakat dan geografis antara negara, bahkan dalam satu negara, keterkaitan desa-kota, serta menjaga ketahanan pangan. NUA juga membahas tantangan perubahan iklim ada di kota dan permukiman pesisir, serta negara-negara dengan pulau-pulau kecil, termasuk kemampuan pemerintah kota/kabupaten bervariasi dan tidak bisa menyamakan kebijakan one size fits all ,” tambah Lana. 

Paradigma urbanisasi sebagai peluang pembangunan perkotaan (bukan masalah) dan membangun Peradaban Baru Indonesia yang mengedepankan kolaborasi semua pemangku kepentingan untuk mewujudkan kota untuk semua. 

“Pelaksanaan konferensi Habitat III menjadi ajang penting bagi Indonesia untuk membawa perspektif Indonesia dan Asia Pasifik ke dalam agenda global dalam menghadapi urbanisasi yang berbeda dengan negara-negara Eropa dan Amerika. Selain itu Habitat III menjadi momentum penting Indonesia untuk memiliki Agenda Perkotaan Baru Nasional,” terang Lana. 

Diterangkan bahwa Habitat III merupakan perhelatan konferensi dunia tentang pembangunan permukiman dan perkotaan yang dilakukan oleh PBB dan akan diselenggarakan di Ekuador pada 17 Oktober 2016. Dalam rangka konferensi tersebut dilakukan persiapan-persiapan, PrepCom 1 di New York pada 17-18 September 2014, PrepCom 2 pada 14-16 April 2015 di Nairobi, Kenya.

“PrepCom 3 sebagai final preparation akan dilakukan pada tanggal 25-27 juli di Surabaya. Ini baru pertama kali Prepcom dilakukan di luar kantor PBB,” tambah Menteri Basuki. 

Habitat merupakan agenda internasional yang memfokuskan pada isu – isu pembangunan perkotaan dan permukiman yang berkelanjutan, yang diselenggarakan 20 tahun sekali. Habitat pertama dilakukan tahun 1976 di Kanada, temanya Adequate Shelter For All. Habitat kedua di Istanbul, 1966 temanya Adequate Shelter For All and Suistanable Human Settlement in Urbanizing World. 

“Habitat III akan dilakukan di Quito, Ekuador tahun 2016 dengan tema suistanable urbanization, bahwa Urbanisasi bukan sebagai masalah, tetapi sebagai power untuk poverty aviliation,” tambah Menteri Basuki. 

Diketahui bahwa saat ini sudah terdaftar sebanyak 298 delegasi dari 193 negara yang sudah melakukan registrasi online ke PBB di New York. Ada sekitar 4500 peserta yang akan mengikuti prepcom terdiri dari 1500 dari pihak asing, dan lokalnya ada sekitar 3000, disebutkan bahwa yang mengikuti Prepcom 3 ini bukan hanya pihak pemerintah, tetapi juga LSM dan pemangku kepentingan lainnya. 

Selain berbagai pertemuan, pada gelaran tersebut akan dilaksanakan lomba poster yang digelar bagi kalangan muda (siswa dana mahasiswa) sebagai wadah bagi generasi muda dalam menuangkan imajinasi mereka tentang kota masa depan. Selain itu, untuk para awak media yang berperan penting dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat diselenggarakan kompetisi jurnalistik. (p/ab)