PPIH Gelar Gladi Pengamanan Jemaah di Armina

By Admin

nusakini.com-- Sekitar lima puluh petugas haji dari unsur TNI/Polri dan Kesehatan melakukan gladi pengamaan jemaah haji Indonesia selama proses Arafah, Muzdalifah, dan Mina atau Armina. Mereka terbagi dalam Tim Gerak Cepat (TGC) dari unsur kesehatan dan Tim Tanggap Darurat (TTD) dari unsur keamanan. 

Kedua tim inilah yang akan banyak bergerak di titik-titik rawan saat prosesi Arafah dan Mina. Selain proses evakuasi jemaah sakir di Arafah, salah satu titik krusial pengamanan adalah saat pergerakan jemaah haji Indonesia dari tenda Mina menuju Jamarat untuk melontar jumrah. 

"Belajar dari evaluasi tahun lalu, PPIH Arab Saudi merencanakan dan melakukan pola gelar, gerak, dan operasional Armina. Pola ini diharapkan mampu meminimalisir kemungkinan-kemungkinan potensi rawan yang akan terjadi terhadap jamaah haji kita," demikian penjelasan Kepala Bidang Perlindungan Jemaah Haji yang juga Kepala Satuan Operasional (Kasatop) Armina, Kolonel Jaetul Muchlis usai memimpin gladi posko Pola Gelar Gerak Operasional Armina, Minggu (28/8). 

Gladi posko diawali dengan meninjau tenda jemaah haji Indoensia di Arafah, tepatnya di Maktab 1 dan jalan 900. Jaetul Muchlis mengingatkan TGC dan TTD terkait dinamika kesehatan jemaah haji di Klinik Kesehatan Arafah dan proses evakuasi jemaah haji saat akan meninggalkan Arafah menuju Muzdalifah. 

Selanjutnya tim bergerak ke Muzdalifah. Kepala Daker Makkah Arsyad Hidayat yang juga mengikuti gladi ini mengingatkan agar seluruh jemaah haji Indonesia sudah meninggalkan Muzdalifah sebelum jam 7 pagi, sebelum cuaca panas terik. Untuk itu, Arsyad berharap, proses pergerakan jemaah dari Muzdalifah bisa dilakukan sejak pukul 22.30. "Ini perlu upaya sungguh-sungguh dan kuat dari seluruh pihak baik petugas ataupun sarana dan prasarana seperti bus-bus dan lainnya," terang Arsyad. 

Dari Muzdalifah, Jaetul Muchlis dan tim lalu bergerak menuju Mina. Di sini orientasi digelar di beberapa titik yang akan jadi pusat perhatian para petugas. Di terowongan Muashim misalnya, Jaetul Muchlis mengingatkan bahwa terowongan itu merupakan jalur paling aman yang akan dilewati sekitar 134 ribu jemaah Indonesia, dari tenda di Mina menuju jamarot, lalu melalu jalur terowongan yang berbeda kembali lagi ke tenda. 

Orientasi juga dilakukan lokasi jalan 206. Jalan yang posisinya bersebelahan dengan tempat terjadinya musibah Mina pada tahun lalu (jalur 204) ini akan dilewati oleh jemaah haji Indonesia yang tinggal di Mina Jadid. Ada 7 maktab atau sekitar 21ribu jemaah Indonesia yang akan melewati jalur 206 ini menuju jamarat untuk melontar jumrah. 

"Saya minta tim yang akan bertugas di sini untuk bersiaga menyambut kedatangan jemaah kalau ada yang sudah mulai bergerak pada tanggal 10 Dzulhijjah dini hari, sampai sebelum jam 06.00 pagi," terangnya. 

Pemerintah Arab Saudi yang disampaikan melalui Muassasah Asia Tenggara telah menyusun jadwal lontar jumrah bagi jemaah haji Indonesia. Setiap jemaah diminta untuk mematuhi jadwal tersebut, termasuk tidak melakukan lontar jumrah pada waktu yang dilarang. Misalnya, antara jam 06.00 10.30 pada tanggal 10 Dzulhijjah atau 11 September. 

"Dengan adanya persiapan dan penjadwalan ini, kita berharap bisa meminimalisir potensi rawan," harapnya. Gladi pengamanan ini diakhiri dengan doa bersama bagi para jemaah haji yang telah wafat pada peristiwa musibah Mina jalur 204. Doa yang dipimpin oleh wakasektor khusus Harun Al Rasyid ini dilakukan di tempat kejidan musibah Mina jalur 204. (p/ab)