Potret Kerukunan di Perbatasan Indonesia - Timor Leste

By Admin

nusakini.com--Atambua merupakan salah satu kabupaten di Nusa Tenggara Timur langsung berbatasan dengan negara tetangga, Timor Leste. Kabupaten Atambua masyarakatnya cukup heterogen baik dari segi agama, ras, budaya dan suku. 

“Kami hidup di perbatasan ini berdampingan dengan beberapa agama, suku, adat, ras, tapi kami sangat rukun, inilah wajah Indonesia”, kata Pdt Yeane Lak’apu saat ditemui dirumahnya yang bersandingan dengan gereja Petra Atapupu, Sabtu (22/07). 

Menurutnya, toleransi di Atapupu selama ini berjalan baik. Masyarakat hidup rukun dan saling menghormati. Bahkan, mereka juga saling bantu dalam pembangunan rumah ibadah. 

“Kehidupan toleransi disini sangat bagus. Salah satu contohnya saat membangun gereja, tanpa dikasih tahu Muslim, Katolik ikut bekerja untuk membangun,” kata Yeane menunjuk pemugaran Gereja Petra Atapupu yang sedang berlangsung.  

Pdt Yeane mengatakan, jemaat Kristen sudah ada di Atapupu sejak 1960-an. Sedang Gereja Petra baru didirikan pada tahun 1970-an. Saat ini, Gereja Petra sedang dipugar dan berharap Pemerintah bisa ikut membantu. “Wajah Indonesia tampak diperbatasan, tidak hanya fisik, namun kiranya non fisik.” ujarnya. 

Gereja Petra ini setiap minggunya memberikan pelayanan kebaktian, ibadah rayon dan ibadah rumah tangga. Kata Pdt Yeane, jika pembangunan gereja dengan ukuran 9x30 meter ini selesai, maka diperkirakan dapat menampung 300 jemaat. 

Panitia pembangun gereja Soleman Lauserang, juga berharap pemerintah dapat membantu pembangunan gereja. Tidak hanya rumah ibadah, Soleman juga berharap pemerintah dapat memberi perhatian dunia pendidikan di perbatasan. Sebab, masyarakat perbatasan masih kekurangan guru agama, khususnya guru agama Kristen. 

“Di Atapupu ini SD Negeri ada 8, namun tidak ada guru agama Kristennya. Sementara ada SMP Negeri ada 1 guru agamanya 1. Mohon kiranya ada penambahan guru,” harapnya. 

Kasi Bimas Kristen Mixon Yohannis Aluman mengakui kurangnya guru agama Kristen. Bahkan, menurutnya di Kabupaten Belu juga hanya ada 8 guru agama Kristen yang berstatus PNS.(p/ab)