nusakini.com - Seiring dengan perubahan dan tuntutan kebutuhan yang terus meningkat terhadap kualitas pendidikan pertanian, enam Sekolah Tinggi Kementerian Pertanian (STPP) bertransormasi menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan).

“Transformasi ini harus disambut oleh stakeholder dalam hal ini Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPSDMP) untuk menset-up sistem pendidikan pertanian yang terintegrasi berbasis ‘teaching factory’ sehingga menghasilkan lulusan yang siap terjun di lapangan” , pesan Baran Wirawan, Tenaga Ahli Menteri Pertanian saat berdiskusi dengan beberapa dosen Polbangtan Malang, Jumat, 27 Juli 2018

• Produksi Melimpah, Bulog Kalah Bersaing Dengan Pedagang Serap Gabah
• Mentan Amran Minta Bulog Segera Serap Jagung Hasil Produksi Petani, Agar Harga Tidak Jatuh
• Mentan Kolaborasi Dan Dorong Pengembangan VUB Padi IPB 9G
• Mentan Amran Beberkan Biang Kerok Turunnya Produksi Beras
• Kemhan dan Kementan Kompak Panen Jagung di Lahan Food Estate Gunung Emas

Dengan sistem pendidikan yang integratif, Baran yang juga akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB) mengharapkan bahwa lulusan Polbangtan memiliki model life skills seperti apa yang pernah dikembangkan oleh Universitas Lowa, yaitu model life skills 4-H.

“4-H itu Head, Hands, Heart, Health artinya, lulusan Polbangtan nantinya memiliki kemampuan berpikir dan wawasan yang luas, kaya dengan ide dan gagasan, etos kerja yang tinggi, kemampuan mengelola jiwa/hati sehingga mampu bekerja dengan enjoy walau dalam tekanan, dan memiliki kualitas kesehatan fisik yang prima”, Baran.

Menanggapai hal tersebut, Surachman Suwardi, Ketua Polbangtan menjelaskan bahwa Polbangtan Malang telah merintis jalan untuk mempersiapkan lulusan Polbangtan yang siap pakai dengan terus berkonsloidasi dengan segala pihak termasuk pihak swasta yang bergerak dalam industri benih maupun pakan ternak.

“Bagaimanapun, untuk maju kita tidak bisa berjalan sendiri-sendiri, oleh karena itu kami membutuhkan peran dan dukungan pihak lain, kami terbuka untuk bisa bekerja sama dengan berbagai pihak apalagi untuk mewujdukan konsep ‘teaching factory’ ini. Jadi kami akan terus berkomunikasi, membangun kemitraan dengan siapa saja yang memiliki visi yang sama yaitu bagaimana mewujudkan kedaulatan pangan”, ungkap Surachman. (pr/eg)