Pilgub Sulsel: Aktivis Demokrasi Ini Apresiasi Kehadiran Polisi dan TNI di Gowa

By Admin


nusakini.com - Makassar – Koordinator Koalisi untuk Pilkada Demokratis mengapresiasi perhatian khusus pihak Kepolisian dan TNI atas keberpihakannya kepada nasib kebebasan Masyarakat Gowa dan kemajuan demokrasi di Sulawesi Selatan.

"Kehadiran Polisi dan TNI dapat meredam kejahatan politik dari pihak tertentu melalui penyelanggara dan panwas yang selama ini bebas melakukan manipulasi suara rakyat", beber Ilyas melalui rilis yang dikirim ke redaksi, Selasa (26/6/2018)

Ilyas menegaskan, bila kehadiran Polisi dan TNI sebagai langkah penyelamatan demokrasi oleh kelompok tertentu yang selama ini diduga mampu mengatur PNS dan Penyelenggara Pilkada, "Gowa itu dalam setiap moment pilkada selalu ribut, sehingga apa yang menjadi kebijakan polda adalah tepat sebagai upaya preventif", ungkap Ketua KITRA Lutra ini 

Bukti massifnya pelaporan masyarakat ke Bawaslu terkait mulai dari bukti-bukti pemalsuan dukungan KTP, kecurangan sampai bukti pengerahan ASN secara massif di Gowa dalam Pilgub Sul-Sel hingga hari ini belum ada titik terangnya. "ini Tanda kalau Penyelenggara pilkada dikuasai oleh dinasti penjahat politik" Jelas mantan Ketum IPMIL LUWU RAYA UMI

Jumlah total pasukan pengamanan yang diterjunkan di Gowa sebanyak 487 personel Polres Gowa dan 325 personel dari Kodim 1409 . Mereka membackup pengamanan di setiap TPS yang ada di Kabupaten Gowa. 

Kehadiran H -3 Aparat di Gowa ini telah memicu kepanikan salah satu paslon peserta Pilgub Sulsel. "Beberapa hari ini tim paslon tertentu terus menyebarkan teror bohong di media terkait kehadiran Polisi dan TNI disisi rakyat Gowa" ulas Ilyas

Meskipun aparat bekerja keras, tetap belum cukup, "Kita harus terlibat mengawasi hingga petugas TPS sampai perhitungan suara", jelas Ilyas

Ilyas menyebut, sebanyak 135 personel di BKO ke Polres Gowa akan memberikan rasa aman dan pengamanan hasil pemungutan suara rakyat Gowa, Tutur Wija To Luwu ini

Sebagaimana diketahui, Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga mengancam anak buahnya yang berani melakukan kecurangan atau  bermain politik praktis mendukung paslon tertentu. Sanksi tegas hingga pemberhentian bakal diberikan.

"Tergantung dari kesalahan yang dilakukan. Dan dapat saja diancam dengan PTDH atau Pemberhentian Tidak dengan Hormat," tegas Kapolres Shinto Silitongan saat Apel Pergeseran Pasukan yang berlangsung di halaman Museum Balla Lompoa, Sungguminasa, Minggu (24/6/2018).

Selain aparat kepolisian, apel juga diikuti aparat Kodim 1409. Seperti halnya Kapolres Shinto, Dandim 1409 Gowa Letkol Arh Nur Subekhi juga memastikan bahwa semua anggota Kodim netral. "Karena netral itu harga mati," tegas Dandim.

Ilyas kembali mengingatkan, dalam kurun waktu 20 tahun bukan hanya ASN dan rakyat Gowa, sampai Kerajaan sebagai simbol sejarah kebesaran Gowa menjadi korban politik dari penguasa ini", pungkasnya. (p/ma)