Pesta Panen di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan

By Admin


nusakini.com - Wajo - Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan (Sulsel) saat ini sedang memasuki masa panen padi. Semarak panen di kabupaten yang menjadi sentra pangan di Provinsi Sulsel berlangsung di beberapa lokasi antara lain di Dusun Ongkoe, Desa Awota, Kecamatan Keera, Kabupaten Wajo, Jmat (19/1/2018)

Jenis sawah di sini adalah sawah irigasi. Panen dilakukan dengan menggunakan dua unit mesin panen (combined harvester). Luas Panen sekitar 7 ha dari total luas hamparan kurang lebih 300 ha. Varietas padinya adalah Ciherang dengan produktivas rata-rata 7,5 ton GKP/ha,. Adapun harga gabahnya adalah Rp.5.000/Kg.

Lokasi kedua masih di Desa Awota, Kecamatan Keera. Lokasi ini cukup spesial karena merupakan lahan cetak sawah program pertanian 2016. Semula, lahan ini merupakan bekas lahan coklat yang terlantar. Panen ini merupakan panen perdana. Adapun luas panen yang dilakukan sekitar 25 ha dari total luas hamparan 75 ha. Rata-rata yang dihasilkan berkisar 3-4 GKP ton/ha.

Sedang lokasi ketiga adalah Desa Mamminasae, Kecamatan Gilirang, Kabupaten Wajo. Luas panen di sini adalah 5 ha dari total hamparan 30 ha, dengan produksi 6,1 -6,2 GKP ton/ha. Padi yg ditanam merupakan Varietas Impari 30. Yang menarik di lokasi ketiga ini adalah sawah tadah hujan. Sebelum ada program pompanisasi dari Kementerian Pertanian, sawah ini hanya mampu panen 1 kali dalam 1 tahun. Itupun resiko gagal sangat tinggi. Namun setelah ada program pompanisasi, maka petani sudah dapat panen 2 kali dalam 1 tahun.

Dari pemantauan yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) di tiga lokasi ini dapat disimpulkan hal-hal penting. Pertama, hasil dari tanam padi mampu mencukupi paling tidak kebutuhan dasar keluarga. Bahkan ada beberapa yang sudah bisa menyekolahkan anak ke perguruan tinggi.

Kedua, petani merasakan dampak dari kebijakan Kementerian Pertanian. Dukungan berupa mesin dan sistem irigasi mampu meningkatkan produksi dan membuat kerja petani menjadi lebih efisien.

Ketiga, strategi kerja multipihak yang melibatkan penyuluh pertanian dan Babinsa telah mendorong peningkatan kapasitas petani dan semangat untuk mengembangkan pertanian Indonesia. (b/ma)