Pertumbuhan Sektor Ritel Melambat, Ini Tanggapan Kadin

By Admin

nusakini.com--Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan P. Roeslani mengatakan, saat ini pengusaha ritel sedang melakukan adjustment (penyesuaian) model usaha. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi transaksi online yang makin marak. 

Menurut Rosan, jika sekarang banyak ritel yang menutup outletnya, hal tersebut tidak mesti dilihat sebagai indikasi bahwa daya beli menurun dan usaha retail merugi. Dia menilai itu bukan karena terjadi perlambatan semata.  

"Yang mau saya sampaikan juga ini ritel banyak yang tutup bukan semata karena perlambatan tapi juga karena mereka mereposisi bisnis model mereka," jelasnya. 

Rosan mengatakan, para pelaku retail mulai melakukan upaya antisipasi terhadap porsi online yang akan semakin membesar, walaupun sekarang masih kecil sekitar 2 persen. “Jadi, untuk outlet yang biasa saja mereka reposisi bisnis modelnya, buka buka outlet lain yang sifatnya lebih terintegrasi kepada online mereka karena itu dianggap sebagai warehousenya," kata dia. 

Menurutnya, dengan melakukan penyesuaian model bisnis, tentunya pengusaha ritel diharapkan dapat lebih siap menghadapi persaingan di era digital. 

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi rumah tangga pada kuartal III-2017 tumbuh melambat menjadi 4,93% dibandingkan kuartal II-2017 sebesar 4,95% (q to q). Perlambatan terlihat pada konsumsi di sektor makanan minuman, alas kaki, dan perumahan. 

Menanggapi hal tersebut, menurut Rosan walaupun melambat dibandingkan kuartal II-2017, tetapi konsumsi kuartal III lebih tinggi jika dibandingkan dengan kuartal yang sama di tahun 2016. Menurutnya, pertumbuhan konsumsi memiliki dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. 

"Pastinya pertumbuhan kita akan berdampak karena konsumsi kita kontribusinya paling gede 50% lebih. Otomatis itu pasti turun," jelasnya. 

Namun, kondisi di atas, kata Rosan akan terbantu oleh ekspor seiring terjadinya perbaikan harga-harga komoditas. Kata dia juga, pada kuartal IV ada kemungkinan terjadi perbaikan dibandingkan capaian kuartal III. 

"Walaupun enggak ideal, saya melihatnya nih kuarter depan akan baik karena kontrak-kontrak yang terutama batu bara kan mereka 6 bulan ke depan jadi jatuhnya di quarter ini. Jadi mestinya kuartal ini lebih baik karena dibantu naiknya harga komoditas," jelasnya.(p/ab)