Pertemuan Muhammadiyah-NU Pertegas Keberagaman Indonesia

By Admin


nusakini.com - Jakarta - Bersatunya Islam Nusantara dan Islam Berkemajuan, menjadikan Islam Nusatara yang Berkemajuan atau Islam Berkemajuan yang Menusantara. Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, saat bersama Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj membuka silaturahim keluarga besar Muhammadiyah dan NU di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164 Jakarta, Jumat (23/3/2017).

"Islam Nusantara dan Islam Berkemajuan akan terus menjadi garda terdepan, Insya Allah Indonesia akan tetap terus bertahan,” kata Haedar seperti dilansir dari laman muhammadiyah.or.id.

Menurut Haedar, Keberislaman kita di republik ini terus berproses untuk menjadi umat terbaik, “Perekatan kebersamaan yang terus dibangun atas kemauan kita untuk terus maju, ini yang menjadi kekuatan Islam Indonesia sebenarnya. Kolektivitas kebersamaan itu karakter masyarakat Indonesia dalam keberagaman, biarpun kita bermacam-macam aliran, paham dan golongan tapi kita Indonesia,” ujar Haedar.

“Sesungguhnya Muhammadiyah dan NU telah melakukan pemberdayaan ekonomi umat sampai ke bawah, tinggal sekarang kita ingin bermitra lebih kuat dalam satu kebersamaan bersama pemerintah yang punya kewajiban konstitusional ahar kebijakan kebijakam ekonomi itu betul-betul pro keadilan sosial, untuk jabaran operasional kami akan segera merumuskan,” tambah Haedar.

Muhammadiyah dan NU, kata Haedar tetap konsen mengawal itu agar kesenjangan sosial ini menjadi komitmen seluruh kekuatan bangsa, termasuk yang ingin maju pada politik 2019 harus meletakkan agenda mewujudkan keadilan sosial sebagai visi utama konstestasi politik nasional.

Pada kesempatan yang sama, Menurut Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj, NU dan Muhammadiyah memiliki banyak kesamaan pandangan, termasuk terkait dengan masa depan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Salah satunya mengenai optimisme mengenai Indonesia. Baik NU dan Muhammadiyah yakin eksistensi Indonesia tetap terjaga.

"Kami yakin Indonesia akan selamanya tetap ada, dengan syarat bangsa yang beriman, bertakwa, berbudaya. Insya Allah," ujar Kiai Said saat ditanya terkait kekhawatiran Indonesia bubar pada 2030.

Pada pertemuan yang bertema Mewujudkan Islam yang Damai dan Toleran Menuju Indonesia yang Berkeadilan itu Ketua umum Haedar Nashir didampingi Sekretaris Umum Abdul Mu'ti, Bendahara Umum Suyatno, Bendahara Marpuji Ali, dan Ketua PP Muhammadiyah Hajriyanto Yassin Tohari, sementara dari PBNU Kiai Said didampingi Sekjen PBNU H Helmy Faisal Zaini, Bendahara Umum H Ing Bina Suhendra. (b/ma)