Perketat Pengawasan, PPIH Antisipasi Keterlambatan dan Pengurangan Gramasi Katering Armina

By Admin

nusakini.com--Kepala Bidang Katering Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Elmiyati Masyuhuri mengidentifikasi dua permasalahan krusial dalam layanan katering di Arafah, Muzdalifah, dan Mina atau Armina. Menurutnya, belajar dari evaluasi tahun lalu, kedua masalah dalam layanan katering terkait keterlambatan distribusi dan pengurangan gramasi. 

"Keterlambatan bisa jadi karena masalah sarana. Namun, tahun lalu kasus keterlambatan distribusi terjadi karena ada tenda jemaah yang roboh sehingga mereka harus mengungsi tidak di dalam satu maktab. Jadi satu maktab itu harus berpencar di beberapa tempat sehingga memperlambat proses distribusi," terang Elmiyati usai melakukan sidah dapur layanan katering di perusahaan Yusuf Ishom Yusuf Fathoni serta PT Tasneem, Minggu (28/08). 

Permasalahan kedua, lanjut Elmiyati, terkait gramasi atau takaran makanan. "Sampai tahun lalu, masalah pengurangan atau ketidaksesuain gramasi masih jadi trend. Katering yang disajikan tidak seusia standar yang kita tetapkan," terang Elmi. 

Untuk mengantisipasi kedua masalah tersebut, Elmiyati mengaku telah dan akan terus memperketat pengawasan pada saat pendistribusian. Menurutnya, pengawasan bahkan dilakukan sejak dari proses pengemasan (packing) sehingga jika ada kekurangan bisa langsung ditambah. 

"Sebelum packing selesai, kita sudah bisa informasikan bahwa tidak boleh standar gramasi tidak sesuai. Kita mandorin saat packing," tuturnya. 

Elmi mengaku bahwa khusus pengawasan katering di Armina, pihaknya sudah merekrut 104 tenaga musim untuk bekerja selama fase Arafah - Mina. Menurutnya, setiap maktab akan ditempatkan dua orang yang bertugas melakukan pengawasan pada saat distribusi. Selain itu, ada juga tim koordinator katering maktab yang akan membawahi sembilan maktab. "Itu yang ikut bekerja sama mengawasi katering di dapur," ujarnya. 

Termasuk dalam pengawasan adalah pilihan menu. Dikatakan Elmi, menu yang harus disajikan adalah menu masakan Indonesia. Menu tersebut sudah dibuat bersama tim dari Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung. "Kita juga konsultasi dengan ahli gizi yang ada di RSPAD. Jadi menu yang kita buat sudah memenuhi standard gizi," katanya. 

Disinggung soal potensi keterlambatan distribusi, pemilik PT Tasneem Husni Husein memastikan pihaknya telah mengantisipasinya dengan menyiapkan bahan baku dalam jumlah yang berlebih, terutama saat di Arafah. Sebab, kalau kurang bahan di Arafah, maka tidak bisa untuk memasoknya kemudian. 

"Kalau Mina jika ada kekurangan masih bisa didrop kemudian. Kalau di Arafah kita harus lebih. Jadi semua insya Allah tidak ada kekurangan baik di Arafah maupun Mina," ujarnya. 

Selama prosesi Armina, jemaah haji Indonesia akan menerima layanan 15 kali makan dan satu kali snack. (p/ab)