Perempuan Tangguh Dan Bawang Merah

By Admin


nusakini.com - Puluhan perempuan nampak duduk bersama di halaman sebuah komplek pergudangan di kawasan Kalianak, Surabaya. Sesekali gelak tawa dan celetukan terdengar. Keceriaan itu tidak menghentikan gerakan tangan mereka yang cekatan. Sebelah tangan memegang gunting, satunya lagi bawang. Yang mereka lakukan saat itu adalah membersihkan puluhan, bahkan ratusan kilogram bawang merah. Dengan telaten mereka memisahkan bawang merah dari akar dan daunnya. Sesudah bawang bersih, lalu dimasukkan ke kantung khusus.

Salah satu dari mereka bernama Utami. Perempuan paruh baya ini meski berusia 52 tahun, namun tampak lebih muda dari usianya. Ia menjelaskan sudah bekerja dari pagi membersihkan bawang merah ini, bersama-sama puluhan perempuan lainnya. Total pekerja perempuan pengupas bawang di PT Aman Buana Putera ini berjumlah 70 orang. Semua berasal dari desa terdekat dari perusahaan ini, yakni Desa Tambak Dalam.

Utami menjelaskan, dari pagi sampai sore, ia mampu membersihkan bawang merah lumayan banyak. Bawang bersihnya per hari bisa mencapai timbangan 100 kg. Per kg ganjarannya Rp 700. Perempuan yang sudah bercucu ini dengan antusias menjelaskan bahwa banyak tidaknya timbangan yang diperoleh ditentukan oleh kecekatan dan kegesitan tangan untuk membersihkan bawang merah. "Di sini rata-rata pengalaman kerja minimal 4 tahun. Ada yang mencapai 7 tahun. Kalau yang sudah lama dan berpengalaman, ada yang mampu mencapai 150 kg bawang bersih dalam sehari," cerita Utami ceria seraya terus membersihkan tumpukan bawang merah di hadapannya. Penjelasan Utami diamini oleh para perempuan lainnya.

Saat ditanya, mau dikirim ke mana bawang merah ini nantinya, spontan beberapa di antara pekerja pembersih bawang itu berseru, " Diekspor ke luar..." Seorang perempuan yang duduk dekat Utami memberi contoh beberapa negara tujuan yang mereka ketahui, yakni Cina, Malaysia, Filipina, Singapura dan India. "Pokoknya negara yang penduduknya doyan rempah," imbuh Utami. Ia melanjutkan bahwa semua bawang ini sendiri berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat. 

Diretur PT Aman, Aman, yang masih berusia di bawah 30 tahun, menjelaskan bahwa perusahaannya sengaja mempekerjakan perempuan pembersih bawang dari desa sekitar. "Supaya bisa memberi manfaat bagi masyarakat sekitar," tuturnya. Memilih perempuan juga dikarenakan karena mereka lebih telaten dan bekerja rapi. Ini juga sebelumnya sudah dijelaskan oleh Utami.

Waktu sudah menjelang sore. Utami dan teman-temannya masih asyik bekerja. Ketelatenan mereka inilah yang bisa memastikan niaga ekpor bawang merah Indonesia bisa terus bergerak. Merekalah salah satu tulang punggung yang mampu menjaga keberadaan ekspor pertanian Indonesia. Salutttt. (tami)