Perbaiki Akreditasi PTKIN, Kemenag Perkuat Riset Jejak Alumni

By Admin

nusakini.com--Kementerian Agama akan memperkuat riset jejak alumni atau yang dikenal juga dengan Tracer Study. Hasil riset ini nantinya akan menjadi masukan dalam proses perbaikan akreditasi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN).  

Tracer Study merupakan salah satu cara untuk memperoleh umpan balik dari alumni. Umpan balik alumni dibutuhkan lembaga pendidikan, termasuk PTKIN, dalam rangka perbaikan serta pengembangan kualitas dan sistem pendidikan. Umpan balik ini juga bermanfaat untuk pemetaan relevansi PTKIN dengan dunia usaha sehingga jarak antara kompetensi alumni dengan tuntutan dunia kerja dapat diperkecil. 

Direktur Pendidikan Tinggi Islam (Diktis) M. Arskal Salim GP menuturkan, evaluasi dan asesmen terhadap relevansi Perguruan Tinggi bagi masyarakat semakin penting dengan situasi dan tantangan global. Saat ini, Tracer Study menjadi sumber data penting untuk mengukur relevansi perguruan tinggi dengan tantangan dan kebutuhan masyarakat (dunia kerja). 

“Lulusan atau alumni menjadi indikator kunci. Merekalah yang bisa menilai relevansi antara apa yang dipelajari di perguruan tinggi dan apa yang dibutuhkan di dunia kerja,” tutur M. Arskal Salim saat menjadi pembicara kunci pada Workshop Tracer Study Untuk Sukses Akreditasi, di Yogyakarta, belum lama ini.

Workshop ini digelar oleh Center for Entrepreneurship and Career Development (CENDI) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Workshop diikuti 170 peserta, utusan dari 40 PTKIN dan kampus swasta di Indonesia. 

Kasi Penelitian dan Kekayaan Hak Kekayaan Intelektual Diktis Mahrus eL-Mawa menambahkan, riset jejak alumni bukan sekadar kebutuhan perguruan tinggi, tetapi juga kepentingan nasional dan global. Tanggung jawab perguruan tinggi tidak hanya menyiapkan kompetensi keilmuan, tetapi juga memfasilitasi pengembangan kompetensi alumninya agar sesuai kebutuhan dunia kerja. Hal itu akan membantu pemerintah dalam memecahkan persoalan bangsa, utamanya terkait pengangguran. 

“Tracer Study yang pernah dilakukan harus dilakukan kembali sesuai dengan ilmu yang benar. Rekam jejak alumni sudah saatnya menjadi kebutuhan perguruan tinggi melalui pusat karir untuk pengembangan kampus di era sekarang,” kata eL-Mawa. 

Direktur CENDI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Ahmad Salehudin menilai penerapan tracer study pada alumni dalam banyak hal belum tepat. Sebab, Tracer Study umumnya dilaksanakan jelang akreditasi, atau saat wisuda dengan random sampling.  

“Mestinya tracer study atau survei alumni digunakan untuk memperbaiki mutu perguruan tinggi. Dari sana kita mendapat feedback dari alumni sebagai bahan evaluasi, perbaikan dan penjaminan kualitas pendidikan tinggi yang bisa diwujudkan dalam bentuk akreditasi,” kata Ahmad Salehudin 

Ahmad Salehudin menambahkan, pelaksanaan tracer study dilakukan melalui tiga tahapan. Pertama, pengembangan konsep dan instrumen (concept and instrument development). Tahap kedua, pengumpulan data (data collection). Responden dalam pengumpulan data adalah alumni perguruan tinggi. Sedang tahap akhir adalah analisis data dan penulisan laporan (data analysis and report writing). (p/ab)