nusakini.com-Bangkok-Duta Besar Foster Gultom dalam Pertemuan the 3rd High-Level Brainstorming Dialogue on Enhancing Complementarities between the ASEAN Community Vision 2025 and the United Nations 2030 Agenda for Sustainable Development, di Bangkok akhir pekan lalu menekankan pentingnya partisipasi dan kolaborasi antara negara-negara ASEAN dengan UN serta para negara mitra dalam mengimplementasikan program – program yang tertuang di dalam 'Complementarities Report'.

Partisipasi aktif semua pemangku kepentingan di ASEAN adalah kunci pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, termasuk pemerintah, akademisi, pelaku usaha, filantropi serta organisasi masyarakat lainnya. 

Upaya penyelarasan elemen-elemen yang tertuang dalam ASEAN Community Vision 2025 dan United Nations 2030 Agenda for Sustainable Development memasuki tahun ketiga sejak pertemuan pertama kali digelar pada tahun 2017. Penyelarasan dua Agenda Besar tersebut diupayakan untuk memberikan kontribusi positif bagi perdamaian, stabilitas keamanan dan kemakmuran masyarakat di kawasan dan dunia. Upaya penyelasaran difokuskan pada 5 area kerja sama, yakni: poverty eradication, infrastructure and connectivity, sustainable management of natural resources, sustainable consumption and production, dan resilience. 

Pertemuan kali ini menyepakati perlunya sebuah Peta Jalan sebagai pedoman untuk memajukan berbagai inisiatif penyelarasan sepanjang 2020-2025. Ke depannya, implementasi ini akan dilakukan oleh ASEAN Center for Sustainable Development Studies, yang rencananya akan diresmikan pada pertemuan KTT ASEAN ke-34 pada bulan Juni 2019 mendatang. Terkait hal ini, Dubes Foster menyatakan perlunya centre dimaksud untuk menjalin kerja sama dengan pusat-pusat yang sudah ada di tingkat nasional. Saat ini, Indonesia telah memiliki 7 SDGs Centre di beberapa universitas yakni Universitas Padjajaran, Bengkulu, Jember, Mataram, IPB, ITB dan Universitas Hasanuddin.

Persoalan sampah plastik mendapatkan perhatian dari beberapa negara yang hadir sebagai Guest of the Co-Chair, yakni Jepang, Norwegia dan Switzerland. World Bank secara spesifik mengapresiasi upaya Indonesia untuk menghasilkan suatu Regional Plan of Action di kawasan.

Sebagaimana dua pertemuan sebelumnya, tujuan dari penyelenggaraan pertemuan ke-III ini masih tetap sama, mengupayakan sinergi dari 2 proses penting, yakni realisasi ASEAN Community Vision 2025 dan the United Nations 2030 Agenda for Sustainable Development, memastikan bahwa tidak ada satu negara pun yang tertinggal di ASEAN. Pertemuan merupakan inisiatif Thailand, bekerja sama dengan UN ESCAP.(p/ab)