Pengusaha Mesir Minati Produk Kerajinan Yogyakarta

By Admin

nusakini.com--Tim pengusaha Mesir ke Yogyakarta, pada  Selasa (2/5) melanjutkan kegiatan dengan meninjau berbagai sentra industri kerajinan yang berada di Yogyakarta, yaitu PT. Hasta Mandiri Karya, CV. Woodeco, PT. Timboel, YL Handicraft, Natural House, CV. Tashinda Putraprima dan APIKRI. 

Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, Disperindag Yogyakarta, Rahayu Sri Lestari, Pelaksana Fungsi Ekonomi KBRI Cairo serta pejabat dan staf dari Direktorat Timur Tengah, Kementerian Luar Negeri mendampingi tim tersebut. 

"Tim mendapatkan penjelasan dari Pimpinan perusahaan tentang produk masing-masing dan pemasarannya, yang umumnya masih menyasar pasar tradisional di Eropa, AS dan Australia," kata Rahayu. 

Mereka, lanjutnya, juga melihat langsung berbagai produk yang dihasilkan di workshop masing-masing perusahaan. 

Pemilik perusahaan UKM Woodeco, Agung, menyambut baik kunjungan delegasi pengusaha Mesir dan berharap dengan kunjungan ini, produk-produknya yang merupakan pemanfaatan dari limbah kayu dapat diminati dan dapat dipasarkan ke Mesir. 

Dirinya pun merasa senang, karena salah satu pengusaha Mesir, Ashraf Moustafa telah menyampaikan minatnya terhadap produk Woodeco. Di akhir kunjungan, dirinya dan Ashraf telah menandatangani letter of intent untuk pemesanan produk Woodeco yaitu produk dekorasi dinding berbahan kayu. 

Pemilik Natural House, Andrea, juga berharap dapat mempromosikan dan memperluas pemasaran produknya ke negara-negara Timur Tengah, terutama Mesir melalui pameran Indonesian Booth. Selama ini, 90% produksnya di ekspor ke negara-negara Eropa dan Amerika. 

Sentra industri UKM lainnya yang dikunjungi adalah Balai Kerajinan YL Production yang merupakan sentra industri kerajinan berbahan dasar eceng gondok. Balai ini, pernah memberikan pelatihan kepada para pengrajin Mesir tentang pemanfaatan eceng gondok sebagai bahan dasar kerajinan. Di Mesir sendiri, eceng gondok banyak ditemukan di sungai Nil dan selama ini belum dimanfaatkan dengan baik. 

Di akhir kunjungan ke Apikri yang merupakan asosiasi yang membawahi sekitar 450 keluarga pengrajin di Yogyakarta dan Jawa Tengah, rombongan pengusaha Mesir telah mendapatkan penjelasan dari Direktur Apikri, Ibu Yanti tentang kiprah Apikri dalam membantu para keluarga pengrajin sejak tahun 1987 agar tidak hanya mampu berproduksi, tapi juga memiliki pengetahuan untuk memasarkannya dan memahami prinsip-prinsip perdagangan yang adil. 

Di sisi lain, Samy Mohamed Fathy, salah satu anggota rombongan pengusaha Mesir saat mengunjungi workshop PT. Timboel, CV. Tashinda dan Apikri mengaku kagum atas ragam produk kerajinan Indonesia. 

Sebagai pengusaha kerajinan tangan, Samy melihat Indonesia memiliki potensi kerja sama yang luas di sektor industri kerajinan, dimana pengrajin-pengrajinnya memiliki kreatifitas yang tinggi dan banyak menghasilkan berbagai produk yang unik dan otentik. 

Dalam kunjungan ke Yogya yang baru pertama kali dilakukannya, meski dirinya telah berbisnis dengan Indonesia sejak 2004, Samy mengaku banyak mendapatkan contoh produk-produk baru yang rencananya akan dia impor ke Mesir. 

Sesuai rencana, rombongan delegasi pengusaha Mesir akan meninggalkan Yogyakarta pada Rabu (3/5) dan kembali ke Mesir keesokan harinya melalui Jakarta.(p/ab)