Pengunjung PPI 2016 Antusias Lihat Alat Kesehatan Lokal

By Admin

nusakini.com--Antusiasme pengunjung Pameran Produksi Indonesia (PPI) 2016 di Surabaya menunjukkan masyarakat makin menaruh perhatian terhadap produk industri dalam negeri. Para pengunjung mengakui produk-produk lokal yang dipajang, terutama alat kesehatan telah memiliki kualitas yang baik sehingga mampu bersaing dengan produk impor. 

“Saya sebagai mahasiswa fakultas kesehatan masyarakat ikut merasa bangga karena ternyata banyak alat kesehatan yang dibuat oleh industri dalam negeri,” kata Frisly Oktavianti yang sedang kuliah semester tiga di Universitas Airlangga di Surabaya, Sabtu (22/10). 

Tidak hanya kalangan mahasiswa, para pengunjung PPI 2016 juga datang dari segala kelompok umur, yang terdiri dari pegawai instansi pemerintah, perusahaan swasta, asosiasi, buyers, dan pelajar. Mereka juga ada yang dari luar kota Surabaya, seperti dari Jakarta, Banten, Bandung, Lampung, Semarang, dan Bali. Bahkan, ada yang berasal dari luar negeri seperti Malaysia, Singapura, dan Jepang. 

Kebanyakan mereka datang karena mengetahui informasi melalui media massa, media sosial, dan media luar ruang. Seperti yang diungkapkan Syaiful Sofyan (32) bersama rombongan keluarganya, “Saya mengetahui dari berita-berita di media online. Akhirnya saya sempatkan datang, karena kebetulan saya sedang mencari peralatan kesehatan untuk anak saya seperti termometer dan nebulizer,” tuturnya. 

Terkait industri alat kesehatan, Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kemenperin Arus Gunawan menjelaskan, pemerintah bertekad untuk mendorong kemandirian industri alat kesehatan dalam negeri. Hal ini diperkuat melalui Instruksi Presiden Nomor 6 tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan. 

“Alat kesehatan merupakan salah satu komponen penting dalam penyediaan sarana yang diperlukan untuk mewujudkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat,” ujar Arus. Oleh karenaitu, Kementerian Perindustrian terus mendorong pengembangan industri alat kesehatan nasional agar mampu menciptakan produk yang berkualitas dan aman bagi konsumen. 

Langkah strategis yang dilakukan, diantaranya adalah pengembangan road map industri alat kesehatan dan penerapan teknologi terkini. “Selain itu, untuk meningkatkandaya saing, diperlukanjuga pendirian pusat produk unggulan yang mencakup kegiatan litbang dan produksi alat kesehatan untuk keperluan dalam negeri,” paparnya. 

Kemudian, Kemenperin melaksanakan program pengembangan sumber daya manusia industri dengan meningkatkan kompetensi kepada desain teknik produk alat kesehatan. “Kami juga terus berupaya meningkatkan produksi dan penjualan industri alat kesehatan nasional. Saat ini, pasar alat kesehatan dalam negeri sebesar Rp 7 triliun dan ditargetkan akan mencapai RP 120 triliun rupiah pada tahun 2035,” ungkapnya. 

Target nilai tersebut akan dipacu melalui penumbuhan investasi baru, dimana industri alat kesehatan dapat mengajukan untuk mendapatkan fasilitas insentif fiskal berupa pembebasan pajak atau tax holiday dan pengurangan pajak atau tax allowance. “Diharapkan, pelaku industri alat kesehatan dalam negeri mampu menangkap peluang tersebut sehingga mengurangi masuknya produk impor,” jelasnya. 

Untuk menggenjot pertumbuhan industri alat kesehatan, menurut Arus, juga perlu didukung dengan pelaksanaan program peningkatan penggunaan produksi dalam negeri (P3DN). “Selama ini, Kemenperin aktif melakukan koordinasi lintas sektor dengan kementerian dan lembaga terkait dalam pencanangan gerakan cinta alat kesehatan produk dalam negeri kepada masyarakat luas. 

Sementara dalam pengadaan alat kesehatan, lanjutnya, pemerintah akan menggunakan sistem e-katalog dengan mengutamakan produk dalam negeri. “Bagi instansi yang dibiayai melalui pendanaan negara, diwajibkan untuk menggunakan produk alat kesehatan dalam negeri,” tegasnya. 

Saat ini, sebanyak 65 produsen di dalam negeri telah mampu memproduksi alat kesehatan, antara lain ranjang rumah sakit, stetoskop, tensi darah, peralatan suntik dan infus, serta peralatan uji laboratorium. “Kami optimistis industri alat kesehatan akan menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” ucapnya. 

Pada ajang PPI 2016 di Surabaya, industri alat kesehatan yang tampil, diantaranya PT. Mega Andalan Kalasan (MAK) yang menampilkan produk unggulannya, berupa tempat tidur pasien electric ICU-ICCU Sotamak Column. Perusahaan yang berdiri di Yogyakarta sejak 1988 ini telah membangun Mega Andalan Technopark yang awalnya merupakan fasilitas produksi dan dikembangkan menjadi unit-unit industri mandiri pada tahun 2000. 

Produk ranjang rumah sakit MAK mendapatkan tanda Conformite Europeene (CE) dari Eropa, sebagai langkah awal MAK mengembangkan segmen pasar di wilayah tersebut. Selain itu, seri SOTAMAK merupakan produk modern yang dilengkapi fitur canggih untuk meningkatkan kinerja perawat sekaligus kenyamanan pasien. MAK juga memproduksi seri SUPRAMAK yang fleksibel dengan menggunakan komponen plastik yang diproduksi oleh MAK sendiri. 

Di stan lainnya, PT. Sinko Prima Alloy, perusahaan elektronika alat kesehatan asal Surabaya, memajang produk unggulannya seperti mini compressor nebulizer, alat electrocardiograph, pocket fetal Doppler untuk kebutuhan pemeriksaan kehamilan, sterilisator, dan pulse oximeter. 

Ada pula PT. MEDIXSOFT, perusahaan teknologi informasi untuk bidang kesehatan yang berdiri di Surabaya sejak 2009. Kemampuan teknis perusahaan ini telah divalidasi oleh perusahaan peralatan (original equipment manufacturer; OEM) seperti GE, Siemens maupun Philips. MEDIXSOFT menampilkan produk terbarunya, yakni MEDVIEW Cloud-based Teleradiology, piranti lunak dengan komputasi dan penyimpanan berbasis cloud yang yang mendukung picture archiving and communication system (PARC) pada pelayanan radiologi. 

Selain itu, Buma Hospital Equipment, memamerkan produk mesin pengolah limbah cair untuk kategori Puskesmas Rawat Inap dan Puskesmas Rawat Jalan serta alat incinerator atau pembakar sampah dan limbah kesehatan. Pameran yang diselenggarakan oleh Biro Hubungan Masyarakat Kemenperin ini akan berlangsung hingga tanggal 23 Oktober 2016.(p/ab)