Pemuda ASEAN-Australia Sebagai Duta Perdamaian Melawan Ekstrimisme

By Admin

nusakini.com--“Serangan teroris baru-baru ini di Surabaya dan Pekanbaru, sekali lagi mengingatkan bahwa ancaman radikalisme dan terorisme masih nyata ada di sekitar kita. Fakta bahwa tindakan tersebut dilakukan oleh tiga keluarga, melibatkan wanita dan anak-anak, menjadi lebih menyedihkan. Saya meyakini pemuda dapat menjadi game changer, berperan penting memperbaiki kondisi miris ini" demikian disampaikan Direktur Kerja Sama Eksternal ASEAN Kementerian Luar Negeri RI, Benny YP Siahaan mewakili Ketua SOM ASEAN-Indonesia pada Pertemuan ke-30 ASEAN-Australia Forum (AAF), Rabu (23/5). 

“Adalah tugas Pemerintah untuk menyediakan platform yang tepat kepada para pemuda untuk berkumpul dan berdialog, dan menumbuhkan pemahaman satu sama lain", imbuh Benny. Terkait hal ini, Indonesia telah menginisiasi ASEAN Youth Interfaith Camp (AYIC) pada bulan Oktober 2017 yang telah memberikan akses kepada pemuda ASEAN dan beberapa negara sahabat untuk melihat dan merasakan ragam praktek keagamaan dan toleransi di Indonesia. Format kegiatan kepemudaan semacam ini layak dikembangkan pada tingkat ASEAN-Australia. 

Hal ini sesuai dengan harapan Presiden RI saat menyempatkan bertemu dengan para pemuda di tengah KTT Khusus ASEAN-Australia, di Sydney, Maret 2018 yang lalu. Presiden meyakini bahwa para pemuda adalah masa depan dunia yang diharapkan sejak dini sudah mengadopsi nilai toleransi dan perdamaian. Terkait terorisme, KTT Khusus ASEAN-Australia telah mengesahkan the ASEAN-Australia MoU on Cooperation to Counter International Terrorism dan Pertemuan ke-30 AAF mengharapkan implementasi konkret dari nota kesepahaman tersebut. 

Selain menyampaikan pandangannya atas masalah kepemudaan dan sosial budaya, Indonesia juga membagi pandangannya atas narasi Indo-Pasifik yang sekarang tengah hangat diwacanakan. 

ASEAN tidak akan diam dan hanya menjadi pengamat pasif di tengah dinamika perubahan geopolitik dan geo-ekonomi dunia, terutama ketika terdapat perdebatan bahwa beberapa konsep Indo-Pasifik tampak eksklusif dan tidak selalu kompatibel satu sama lain. Ditekankan oleh Indonesia, bahwa dalam pengembangan narasi Indo-Pasifik yang kuat dan bermanfaat prinsip-prinsip keterbukaan, transparansi, hormat pada hukum internasional, inklusifitas dan Sentralitas ASEAN perlu senantiasa dikedepankan. 

ASEAN-Australia Forum merupakan pertemuan tahunan pada tingkat pejabat tinggi (Senior Officials' Meeting/SOM) antara ASEAN dan Australia. Pertemuan ke-30 AAF dipimpin bersama oleh SOM Leader ASEAN-Myanmar dan SOM Leader Australia. Pertemuan kali ini membahas perkembangan di ASEAN dan Australia; kaji-ulang kerja sama ASEAN-Australia dalam ketiga pilar Masyarakat ASEAN dan Konektivitas ASEAN; arah masa depan kerja sama ASEAN-Australia; isu regional dan internasional, serta ​persiapan berbagai pertemuan ASEAN-Australia berikutnya di tahun 2018. 

Australia merupakan Mitra Wicara pertama ASEAN sejak tahun 1974. Pada tahun 2007, kemitraan ASEAN-Australia ditingkatkan menjadi Comprehensive Partnership dan meningkat kembali menjadi Strategic Partnership pada tahun 2014. Keharmonisan hubungan ASEAN-Australia terefleksikan dengan disepakatinya pelaksanaan biennial summit sejak tahun 2016 dan diselenggarakannya ASEAN-Australia Special Summit pada bulan Maret 2018. (p/ab)