Pemprov DKI Siap Hadapi Musim Hujan dan Potensi Banjir

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta-Hujan yang mulai mengguyur sebagian wilayah Ibukota dan sekitarnya berpotensi menimbulkan genangan dan banjir. Maka dari itu, Pemprov DKI Jakarta telah siap siaga untuk menghadapi potensi genangan dan banjir yang akan terjadi selama musim hujan. 

Kesiapsiagaan telah dilakukan Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta.

Menurut Kepala Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta, Juaini Yusuf, pihaknya telah melakukan berbagai upaya preventif, seperti membuat sumur resapan, rainwater harvesting, onsite detention, pengerukan di 17 sungai serta 5 waduk yang berada di Jakarta dan sekitarnya.  

"Kelima waduk tersebut antara lain, Waduk Pluit, Waduk Melati, Waduk Teluk Gong, Waduk BPP Poncol, dan Embung Cendrawasih," ujar Juani saat konferensi pers, di Balai Kota DKI Jakarta, seperti dikutip dari siaran pers PPID Provinsi DKI Jakarta, Kamis (14/11). 

Tak hanya itu, Juaini mengungapkan, Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta telah membangun 987 titik sumur resapan di lima wilayah di Jakarta dengan target 1.000 titik sumur resapan pada tahun 2019, keberlanjutan pembangunan National Capital Integrated Coastal Development Kali Kamal sepanjang 2,2 km, naturalisasi revitalisasi sungai, serta pembangunan waduk di 10 lokasi antara lain Waduk Cilangkap Giri Kencana, Waduk Cimanggis, Waduk Kp. Rambutan 1 dan 2, Waduk Pondok Rangon, Waduk Pekayon, Situ Rawa Minyak, Embung Lapangan Merah, Embung Semper Barat Cilincing, Embung Cakung Timur, dan Pembangunan Kali sepanjang 8.274 m (September 2019). 

Dengan berbagai upaya ini, titik genangan berulang pun tercatat berkurang. "Ada 242 titik laporan genangan berulang dengan 30 lokasi genangan berulang terjadi pada tahun 2017-2018, dan pada tahun 2019 terdapat 14 lokasi genangan. Sehingga, terjadi pengurangan sebanyak 16 lokasi genangan berulang," terangnya. 

Untuk menangani genangan maupun banjir pada musim hujan, Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta telah mempersiapkan beragam teknologi mutakhir, antara lain pompa mobile sejumlah 133 unit dengan kapasitas 28,512 m3/dt, pompa stationer sejumlah 457 unit di 165 lokasi dengan kapasitas 489,01 m3/dt, pintu air 231 unit, excavator amphibi untuk pengerukan waduk, combi jetting yang digunakan untuk penyedotan lumpur saluran drainase, AWLR (Automatic Water Level Recorder) di 21 lokasi, serta CCTV Online sejumlah 103 unit. Selain itu, sebanyak 7.889 personil pun dikerahkan, dengan dilengkapi alat berat 260 unit dan dump truck 461 unit. 

Sejalan dengan upaya antisipasi genangan dan banjir oleh Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta juga melakukan inovasi, khususnya pada percepatan akses informasi dan kedaruratan, di antaranya Telepon Orang dalam Kedaruratan 112 yang gratis/bebas pulsa, Pembangunan Back Up Site Call Center Jakarta Siaga 112 untuk mengantisipasi jika call center utama terjadi gangguan, Aplikasi Siter (Sistem Informasi Terintegrasi) untuk sistem pelaporan terintegrasi setiap SKPD terkait dengan kebencanaan, Pembuatan Quality Assurance (QA) untuk pelayanan Call Center 112, serta Penyelenggaraan kegiatan Sekolah/Madrasah Aman Bencana. 

Tak hanya itu, Kepala BPBD Provinsi DKI Jakarta, Subejo memaparkan, pihaknya juga memiliki inovasi layanan yang menggunakan teknologi informasi, antara lain menyediakan DWS (Disaster Warning System) di beberapa kelurahan rawan banjir, pengiriman sms blast sebagai bentuk peringatan dini kepada masyarakat yang berada di bantaran sungai, dan aplikasi Jakarta Aman yang terdapat fitur tombol darurat dan tombol lapor sebagai kanal pengaduan masyarakat yang terintegrasi dengan Call Center 112. 

Adapula inovasi Pena Berkarib (petabencana.id bersama kurangi risiko bencana) yakni sebuah platform yang mengumpulkan informasi dari masyarakat (crowdsourcing) terkait informasi banjir secara real time. Informasi tersebut berasal dari twitter, telegram, dan qlue. 

Untuk penanganan bencana, Subejo menambahkan, BPBD Provinsi DKI Jakarta telah membentuk Tim Pendukung Penanganan Bencana yang dipimpin oleh pejabat eselon III sesuai Korwil masing-masing. 

"Tim tersebut melakukan piket 24 jam untuk memantau situasi atau kejadian kebencanaan di seluruh wilayah dan melakukan penanganan apabila terjadi bencana. Tim Pendukung Penanganan Bencana melakukan pendistribusian bantuan ke lokasi kejadian dan melakukan koordinasi dengan SKPD terkait serta NGO/relawan untuk penanganan banjir," ungkapnya. 

Masyarakat diimbau untuk selalu memperhatikan informasi kebencanaan atau peringatan dini bencana yang disampaikan oleh instansi terkait seperti BMKG atau BPBD melalui media elektronik atau media sosial. 

"Hubungi Call Center 112 atau gunakan aplikasi Jakarta Aman untuk melaporkan kejadian kegawatdaruratan di sekitar Anda," tandasnya.(p/ab)