nusakini.com-- Indonesia dipandang sebagai salah satu negara yang mampu mempertahankan situasi perekonomian kondusif di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu saat ini. Pemerintah Indonesia pun akan terus memaksimalkan situasi ekonomi yang kondusif tersebut, agar berdampak positif terhadap berkurangnya angka pengangguran di Indonesia.

Salah satunya adalah meningkatan kesempatan kerja bagi masyarakat Indonesia melalui job creation. Langkah tersebut merupakan strategi pemerintah untuk menekan angka pengangguran dengan cara menumbuh-kembangkan kewirausahaan dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia. 

Hal tersebut disampaikan Pemerintah Indonesia saat mengikuti Pertemuan Menteri Tenaga Kerja (Labour Ministry Meeting) Negara-negara anggota The Group of Twenty (G-20) yang diselenggarakan di Beijing, 12 – 13 Juli 2016. Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan RI (Menaker) M. Hanif Dhakri menyampaikan, pertumbuhan ekonomi harus disertai dengan perluasan kesempatan kerja. Sehingga, pertumbuhan ekonomi benar-benar dapat dapat dinikmati oleh masyarakat, pekerja, dan pengusaha yang pada akhirnya akan menciptakan pertumbuhan yang inklusif. 

“Pertumbuhan ekonomi harus menciptakan pekerjaan yang lebih baik, upaya meningkatkan partisipasi kerja dan menanggulangi pengangguran, serta meningkatkan partisipasi wanita dan kaum muda di dalam dunia kerja,” ungkap Menteri Hanif. 

Pada pertemuan pertama yang dilangsungkan Selasa (12/7) waktu setempat, para delegasi fokus terhadap tindak lanjut Employment Working Group (EWG), dimana berbagai pandangan dari Negara-negara anggota G-20 menilai situasi dan kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan saat ini, disadari akan sangat sulit untuk bisa meningkatkan kesempatan kerja. Artinya, sulitnya meningkatkan kesempatan kerja tersebut juga akan berpengaruh terhadap upaya untuk menekan angka pengangguran. 

Meskipun kondisi ekonomi global tidak menentu, International Labour Organization (ILO) menyampaikan pandangan, Negara-negara anggota G-20 telah berhasil mampu menekan angka pengangguran di negaranya masing-masing. Pada kesempatan tersebut, Dirjen ILO Guy Rider menyampaikan, Indonesia merupakan satu dari tiga negara anggota G-20 yang mampu menanggulangi pengangguran secara meyakinkan meskipun kondisi ekonomi global sedang tidak menentu. Rider menilai bahwa strategi yang diterapkan oleh tiga negara tersebut (termasuk Indonesia) sangatlah tepat. Ketiga negara tersebut menerapkan job creation melalui peningkatan kewirausahaan pemagangan di tempat kerja secara masif. (p/ab)

Selain ILO, pada pertemuan tersebut juga dihadiri Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), International Monetery Fund (IMF), dan World Bank. Selain itu, hadir juga stakeholder di bawah G-20, diantaranya The Business 20 (B20), The Labour 20 (L20), The Communique 20 (C20), The Think 20 (T20), The Women 20 (W20), dan The Youth 20 (Y20).