Pemerintah Luncurkan Penanaman Perdana Program Peremajaan Kelapa Sawit

By Admin

nusakini.com--Saat ini, 41% dari seluruh perkebunan sawit di Indonesia dikelola oleh rakyat, yang tercatat telah mencapai 2,3 juta KK. Namun, pengembangan dari kebun rakyat ini dapat dikatakan masih memiliki beberapa tantangan. Mulai dari produktivitas yang rendah, permasalahan status lahan, hingga penanganan kebun yang belum memenuhi standar Good Agricultural Pracitices (GAP). 

Hal tersebut mengakibatkan hasil yang dinikmati oleh pekebun menjadi kurang maksimal dan kurang diterima oleh pasar global. Maka, program peremajaan kebun kelapa sawit diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kesejahteraan para pekebun kelapa sawit. Selain itu, pekebun juga diharapkan dapat ikut serta dalam mendapatkan sertifikat Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO) yang juga dalam proses penguatan ISPO untuk meningkatkan keberterimaan produk kelapa sawit Indonesia. 

  “Hari ini bermakna sebagai momentum terlaksananya replanting kelapa sawit. Pentingnya momen ini tidak hanya karena program tersebut telah menjadi salah satu bagian dari rencana Kebijakan Pemerataan Ekonomi, namun juga karena besarnya peran komoditas ini terhadap negara dan rakyat Indonesia,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memulai sambutannya dalam acara Penanaman Perdana Program Peremajaan Kebun Kelapa Sawit dan Penyerahan Sertifikat Tanah untuk Rakyat, di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Jumat (13/10). 

  Program peremajaan kebun kelapa sawit ini merupakan kerja sama dengan kementerian-kementerian teknis terkait. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) mempercepat proses pemberian sertifikat untuk perkebunan rakyat.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) berperan dalam memberikan kepastian lahan bagi pekebun. Sementara Kementerian Pertanian memberikan dukungan melalui proses verifikasi kebun dan petani yang layak mendapatkan bantuan serta membantu dalam pemberian bibit berkualitas tinggi. 

“Lebih dari separuh perkebunan rakyat hanya mencapai produktivitas di bawah 2,5 ton/Ha/tahun akibat usia pohon yang melampaui usia produktifnya. Kementerian Pertanian akan membantu dalam pemberian bibit berkualitas tinggi dengan produktivitas mencapai 8 ton/Ha, sekaligus bibit untuk tumpangsari jagung dan tanaman hortikultura lainnya. Sehingga kita bisa berharap para petani dan pekebun akan lebih sejahtera,” terang Menko Perekonomian.  

Darmin melaporkan bahwa hal ini juga tidak terlepas dari komitmen 26 perusahaan terbesar di bidang perkebunan untuk menjadi ‘Bapak Angkat’ bagi petani seluas 30,000 Ha untuk tahun ini. “Untuk tahun depan mereka juga akan meningkatkan jumlah luasan kebun petani swadaya yang akan diremajakan,” katanya. 

  Program ini juga sejalan dengan kebijakan lain yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah. Pemerintah telah membentuk Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit dengan program utama yaitu bantuan pembiayaan peremajaan kebun kelapa sawit rakyat. Selain itu, pemerintah juga mengeluarkan program reforma agraria dan hutan sosial. Pengelolaannya akan berbasis cluster yang dibina melalui pendekatan manajemen koperasi modern untuk pemberdayaan masyarakat.  

  Program perkebunan lainnya yang juga sedang dikerjakan pemerintah adalah pendataan lahan-lahan perkebunan yang sudah mempunyai izin lokasi, izin usaha perkebunan, dan izin Hak Guna Usaha (HGU). Pemerintah akan memberikan penyelesaian dan keputusan terhadap lahan perkebunan yang berada di kawasan hutan.  

  “Sebagai bukti komitmen pemerintah melalui program-program yang telah saya jelaskan tersebut, hari ini di Sumatera Selatan Pemerintah Indonesia akan melakukan launching program peremajaan kelapa sawit rakyat seluas 4.447 Ha dengan melibatkan 1.965 pekebun kelapa sawit di 4 Koperasi," jelas Menko Darmin. 

  Presiden Joko Widodo pun berpesan, untuk mendapatkan produktivitas 4 (empat) kali lipat tersebut, petani juga harus merawat dan memeliharanya dengan baik. "Tanaman itu sama seperti manusia. Jadi harus dirawat dan dipelihara dengan baik. Kalau swasta bisa, petani dan pekebun juga harus bisa. Setelah kelapa sawit ini, nanti kita juga akan menyasar komoditi yang lain", katanya.  

Hadir dalam acara ini antara lain Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Gubernur Selatan Alex Noerdin, dan pejabat Kementerian/Lembaga terkait. (p/ab)