nusakini.com-Dhaka-Bangladesh - Preferential Trade Agreement (PTA) antara Indonesia dan Bangladesh menjadi salah satu faktor kunci dalam meningkatkan kerjasama perdagangan antara kedua negara. Bangladesh merupakan negara dengan surplus terbesar ke-7 di tahun 2017, volume perdagangan antara Indonesia dan Bangladesh telah mencapai surplus berkisar 80% untuk Indonesia. 

Perundingan PTA antara Indonesia dan Bangladesh disepakati pada kunjungan kenegaraan Presiden Joko Widodo ke Bangladesh pada awal 2018. 

• Benda-Benda Seni Indonesia Untuk Museum Riga Bourse di Latvia, Tingkatkan Pemahaman Budaya Kedua Negara
• Baju Tradisional Bundo Kanduang Ditampilkan pada ASEAN Traditional Costumes Exhibition
• Pentas dan Latihan Tari dan Gamelan Jawa Rebut Hati Generasi Muda Jepang
• Film "Stories of Hope" Tampilkan Kolaborasi Unik Batik Indonesia dan Shweshwe Afrika Selatan
• KBRI Canberra Perkenalkan Budaya Betawi di Australia

"Untuk memfasilitasi perdagangan bilateral, kami berharap putaran pertama negosiasi akan segera dimulai untuk PTA Indonesia-Bangladesh," ucap Duta Besar Indonesia untuk Bangladesh, Rina P Soemarno, di Dhaka, Bangladesh belum lama ini. Negosiasi pertama untuk PTA Indonesia dan Bangladesh rencananya akan dimulai pada bulan Desember 2018. 

PTA antara kedua negara penting bagi Indonesia, Bangladesh adalah pasar non-tradisional prospektif bagi Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasarnya. Saat ini, Indonesia sekarang menjadi negara pengekspor terbesar kelima untuk Bangladesh. 

Dubes Rina menyatakan bahwa dengan adanya PTA akan dapat membantu rencana 5 tahun kedepan untuk meningkatkatkan market share Indonesia dan Bangladesh ke angka 50% melalui kerjasama energi, teknologi pertanian, peternakan, perhubungan, dan ICT. Hal ini seiring dengan peningkatan kapasitas ekonomi Bangladesh, berdasarkan penilaian PBB, Bangladesh diharapkan akan 'lulus' dari kategori negara Least Developed Country (LDC) pada tahun 2021. 

Komoditas ekspor utama Indonesia ke Bangladesh termasuk minyak sawit, pulp kertas, benang kapas, serat sintetis, produk kimia, batang besi, tembaga, bahan tambang (clinker, biji timah, batu bara dan pelumas), rempah-rempah, serta kerajinan tangan. 

Besarnya ekspor Indonesia ke Bangladesh tak lepas dari peran perusahaan-perusahaan Indonesia untuk masuk pasar Bangladesh serta kesetiaan perusahaan Bangladesh untuk mengimpor barang dari Indonesia. Salah satunya adalah PT Megna Group of Industry (MGI) yang baru-baru ini diberikan penghargaan Primaduta Awards dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, dalam gelaran Trade Expo and Investment (TEI) Oktober 2018 silam. PT MGI menggunakan produk-produk Indonesia dalam berbagai industri yang bernaung dibawahnya, antara lain pulp untuk kertas dan tissue, minyak sawit untuk industri minyak masak serta clinker untuk industri semennya. (p/ab)