Pemerintah Disarankan Turunkan Target Proyek Listrik Jadi 25.000 MW

By Admin


nusakini.com - Mantan Wakil Kepala Unit Percepatan Pembangunan Pengendalian Ketenagalistrikan Nasional (UPK3N) Agung Wicaksono masih meragukan keberhasilan megaproyek listrik 35.000 megawatt (MW). Dia pun menyarankan agar target proyek listrik 35.000 MW dipangkas menjadi 25.000 MW.

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan pada awal 2016, setidaknya terdapat 12.000 MW pembangkit yang tidak akan tercapai pada 2019. Keraguan datang salah satunya didasari oleh batalnya lelang proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 5 yang berkapasitas 2x1.000 MW. Jika lelang proyek PLTU Jawa 5 dibatalkan maka proyeknya tidak akan selesai pada 2019. 

"Sudah kita evaluasi di awal 2016 ada 12.000 MW pembangkit di 2019 tidak akan tercapai. Lelang PLTU 2.000 MW dibatalkan, buat kita sudah tercium indikasi bahwa sulit," ujar Agung di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Minggu (28/8/2016).  

Menurutnya, perencanaan pengadaan pembangkit sebesar 18.000 MW yang harusnya tuntas tahun ini tidak akan terkejar. Diperkirakan, pengadaan baru akan tuntas pada kuartal III atau kuartal IV 2017. 

"Sekarang kita lihat perencanaan pengadaan yang harusnya tuntas 18.000 MW enggak akan kekejar. Saya lihat dari market bahwa pengadaan akan tuntas kuartal III dan IV 2017, dan 2018 financial closing. Kalau semua lancar 2019 akan mulai terbangun semuanya," imbuh dia. 

Sebab itu, Agung menyarankan sebaiknya pemerintah memangkas target megaproyek tersebut menjadi sekitar 25.000 MW. Apalagi, membangun infrastruktur kelistrikan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.  

"‎Awal tahun itu 12.000 MW itu meleset. Jadi kurangi saja dengan 25.000 MW. ada frase yang tidak bisa ditawar seperti pembangunan infrastruktur, PLTU butuh empat bulan. Belum lagi gas," tuturnya. 

Agung menambahkan, untuk mencapai target kelistrikan 35.000 MW maka pertumbuhan ekonomi yang dibutuhkan adalah 6% hingga 7%, dan dengan pertumbuhan listrik 8%. "‎Tapi tahun 2015 hanya 1,5% dari target 7%. Jadi ada keterlambatan dari segi target, tapi ada perlambatan pertumbuhan permintaan," tandasnya.(b/mk)