Pembelajaran Jarak Jauh, Inovasi dari UI untuk Atasi Masalah Distribusi Pendidikan

By Admin

nusakini.com--Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang dilakukan Universitas Indonesia (UI) sebagai upaya Memperluas Jangkauan Pendidikan Berkualitas merupakan salah satu inovasi yang berhasil masuk Top 99 Inovasi Pelayanan Publk 2018. Inovasi ini dilakukan untuk menyelesaikan masalah distribusi pendidikan di Indonesia, dengan memberikan pendidikan berkualitas bagi semua kalangan, tanpa terbatas ruang dan waktu. 

Rektor UI Muhammad Anis mengatakan, program yang dimulai sejak tahun 2000 ini diharapkan bisa terus berlanjut sehingga UI tidak menjadi menara gading, tapi bisa mewujudkan peran UI sebagai guru bangsa. “Program ini berbasis daring, open content, online course, dan open course, sehingga dapat diakses seluruh lapisan masyarakat baik nasional maupun internasional.,” ujarnya. 

Dijelaskan, open content artinya pelayanan materi video rekaman kuliah umum yang bebas diakses. Selain itu, online course, yakni kuliah daring yang dapat diambil mahasiswa perguruan tinggi mitra UI. Adapun open course, mata kuliah di UI selama satu semester yang dapat diakses oleh umum,” terang Anis. 

Sampai saat ini, PJJ ini sudah menyelenggarakan 22 program kuliah daring dan perolehan kredit bagi 2.125 peserta. Materi terbuka telah dilihat lebih dari 228.522 kali dan 19 program kuliah terbuka sudah dikunjungi lebih dari 12.040 kali. Materi terbuka dalam situs MITV telah menghasilkan 486 konten video sampai dengan tahun 2017 dan dilihat lebih dari 228.522 kali.

  Anis menambahkan, UI juga mengembangkan Makara Internet TV (MITV) sebagai salah satu media PJJ yang bergerak dalam produksi konten video materi terbuka (kuliah umum/seminar) dengan standar kualitas penyiaran televisi. Mata kuliah terbuka/Open Courseware PJJ ini dapat diakses pada https://ocw.ui.ac.id, materi-materi terbuka/Open Content pada https://ovis.ui.ac.id, serta Makara Internet TV pada https://mitv.ui.ac.id. 

Dalam menunjang program PJJ ini, UI melakukan pembangunan 4 komponen, yaitu fasilitas/infrastruktur, pembangunan kapasitas sumber daya manusia, sistem aplikasi, dan penjaminan mutu. “Sampai saat ini, pelaksanaan 4 komponen ini sudah dilakukan secara bertahap dan terstruktur oleh seluruh sivitas akademika UI, mulai dari tingkat fakultas sampai universitas lewat berbagai program rencana aksi,” imbuh Anis. 

Dengan jumlah peserta yang terus meningkat, program PJJ di UI terus berbenah demi meningkatkan kualitas. Salah satunya adalah dengan dimasukkanya PJJ dalam Resntra UI 2015-2019. Implikasinya adalah PJJ menjadi bagian dari target capaian UI sebagai sebuah universitas, dan setiap fakultas di UI, juga turut ambil bagian dalam program-program PJJ. “Dengan adanya dasar-dasar hukum yang jelas ini, diharapkan program PJJ adalah sebuah program berkelanjutan yang dapat dilakukan secara terus menerus dan konsisten,” ujarnya. 

Kedepan, lanjut Anis, UI membuka kesempatan kerja sama dengan universitas-universitas lain untuk menerapkan program PJJ ini di kampusnya. “Model pengembangan kurikulum dan model pengembangan fasilitas PJJ di UI dapat dengan mudah diterapkan di universitas lain dengan perencanaan yang tepat dan keinginan yang kuat,” pungkas Anis.(p/ab)