Pelaku Usaha Miliki Cara Hadapi Pelemahan Nilai Tukar

By Admin

nusakini.com--Bank Indonesia telah merilis hasil survei kegiatan dunia usaha periode Kuartal II 2018. Paparan BI tersebut menampilkan pula sejumlah sektor yang terpapar tekanan nilai tukar rupiah. Salah satu strategi yang ditempuh usaha terpapar untuk menghindari keniakan harga adalah mengurangi margin keuntungan. Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Perkasa Roeslani.  

Meski begitu, Rosan mengakui adanya industri yang mulai berancang-ancang untuk meninjau ulang harga produknya. Contoh yang disebutkan adalah industri makanan dan minuman. 

"Industri yang banyak mengandung raw materials impor, itu yang memang kemungkinan perlu meninjau kembali harganya," terang Rosan akhir pekan lalu.

Sama seperti survei BI, Kadin Indonesia menilai industri tekstil, kimia, dan makanan & minuman sebagai sektor yang paling terdampak pelemahan nilai tukar nasional lantaran masih bergantung pada bahan baku impor. 

Survei BI juga menunjukkan peningkatan kinerja penjualan yang bersumber antara lain dari komoditas sandang yang tumbuh sebesar 16,5% (YoY), meningkat signifikan dari 4,1% (YoY) pada April 2018. 

Tren positif tersebut, menurut Rosan, bisa menjadi rujukan bagi pelaku usaha untuk mengembangkan bisnis. Dalam pandangan Rosan, pengusaha dalam merencanakan ekspansi lebih mempertimbangkan sisi permintaan pasar dibandingkan kondisi nilai tukar ataupun kenaikan suku bunga kredit. 

Temuan lain dari survei kegiatan dunia usaha Bank Indonesia adalah adanya pergerakan positif pada pemanfaatan kapasitas produksi terpakai pada kuartal II 2018. Data tersebut menyelipkan tanda-tanda geliat ekonomi yang semakin membaik. Nilai utilitas pada Kuartal II 2018 mencapai 78,40%, naik dibandingkan nilai 77,01% pada periode yang sama tahun 2017. (p/ab)