Pacu Investasi, Prefektur Aichi Akan Dirikan Kantor Perwakilan di Indonesia

By Admin

nusakini.com--Indonesia dan Jepang terus berupaya untuk saling menguatkan kerja sama di bidang ekonomi khususnya sektor industri. Salah satu langkah yang akan direalisasikan oleh Jepang, antara lain adalah pemerintah Prefektur Aichi akan mendirikan kantor perwakilannya di Indonesia. 

“Aichi dikenal sebagai pusat industri otomotif. Di sana ada Toyota serta perusahaan spare part seperti Aisin dan Denso. Mereka akan mendorong business matching antara pelaku usaha kedua negara,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto seusai melakukan pertemuan dengan Gubernur Prefektur Aichi, Hideaki Ohmura beserta delegasi di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (21/8). 

Menurut Airlangga, tujuan mereka membangun kantor perwakilan adalah untuk memudahkan fasilitasi para investor dari Aichi yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia. “Karena total investasi Jepang, sepertiganya berasal dari Prefektur itu. Tentunya, dengan adanya kantor representative mereka nanti, kami berharap adanya peningkatan investasi,” ungkapnya. 

Selain itu, lanjut Airlangga, mereka meminta agar Indonesia dapat membuka jalur penerbangan langung ke Chubu, salah satu kota di Aichi. “Kami akan mendukung direct flight ini, karena tenaga kerja Indonesia paling banyak di Nagoya,” ujarnya. Nagoya adalah Ibu Kota Prefektur Aichi, yang terletak di pesisir Samudra Pasifik di wilayah Chūbu. 

Menperin juga mendorong agar sektor industri kecil dan menengah (IKM) dari Aichi dapat berinvestasi di Indonesia. “Dari delegasi yang datang, mereka ada yang sudah investasi selama 16 tahun di Indonesia. Kemudian, perusahaan komponen Aisin hingga saat ini tenaga kerjanya sudah lima kali lebih besar. Jadi, mereka selalu ekspansi,” tuturnya. Selain pelaku industri, delegasi yang terdiri dari 25 orang meliputi pejabat pemerintah daerah, perwakilan perguruan tinggi, dan asosiasi usaha setempat. 

Menperin meyakini, peluang kerja sama kedua negara di sektor manufaktur masih terbuka. Apalagi, pada Oktober 2017 nanti diselenggarakan forum bisnis dengan Jetro di Nagoya. “Kami pun berharap, investasi Jepang yang baru akan menunjang industri yang sudah ada di Indonesia, seperti otomotif,” jelasnya. 

Saat ini, produksi industri otomotif di Indonesia mencapai 1,1 juta unit per tahun dengan ekspor sebesar 200 ribu unit per tahun. “Kami menargetkan tahun ini naik 30 persen. Untuk mendukungnya, akan dibangun pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat. Investasinya ini 50 persen dari Jepang, yang juga berperan mendukung global supply chain industri otomotif nasional,” paparnya.

Sementara itu, Ohmura menyampaikan, pihaknya ingin agar pemerintah Indonesia aktif mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang semakin mendukung dan memudahkan pelaku industri, seperti percepatan pembangunan infrastruktur, keringanan perpajakan dan fasilitasi dari dunia perbankan. “Aichi memiliki kekuatan industri kelas dunia yang didukung oleh industri manufaktur yang berkualitas, selain ekonomi dan budaya yang kuat,” terangnya. 

Menurutnya, Aichi cukup dikenal dengan perkembangan sektor manufakturnya yang semakin produktif, termasuk industri otomotif dan mesin perkakas yang berteknologi tinggi. “Selain itu, kami tengah mengembangkan teknologi aerospace dan robot. Sektor-sektor tersebut berkembang pesat dan menunjukkan pertumbuhan seiring dengan sektor yang lebih tradisional, seperti tekstil dan keramik,” urainya. Ohmura menyampaikan, sebanyak 240 perusahaan dari Aichi telah menanamkan investasi di Indonesia. Namun, ia yakin, ke depan, potensi investasi dari wilayahnya ke Indonesia masih cukup tinggi. 

Kemenperin mencatat, pada tahun 2016, penanaman modal asing secara keseluruhan tercatat mencapai USD16,68 miliar. Sedangkan, dalam kurun waktu enam tahun terakhir, total investasi Jepang di Indonesia mencapai USD19,7 miliar. Jumlah perusahaan Jepang di Indonesia hingga saat ini sudah mencapai lebih dari 1.750 perusahaan, dengan kegiatan usahanya di bidang manufaktur, infrastruktur, dan jasa. 

Nilai investasi Jepang ke Indonesia pada tahun 2016 sebesar USD5,4 miliar atau naik 86 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai USD2,9 miliar. Beberapa industri Jepang yang cukup aktif berinvestasi di Indonesia, antara lain sektor otomotif, logam, mesin dan elektronika. (p/ab)