Orasi Kebangsaan Menteri Pertanian Dr.Ir. Andi Amran Sulaiman: "Mari Muliakan Petani"

By Admin


- Revolusi Mental dan Sistem Anggaran Wujudkan Swasembada Pangan

nusakini.com - Banjarmasin - Di hadapan HKTI DPP Propinsi Kalimantan Selatan dan Mahasiswa Pertanian se Kalimantan Selatan, Menteri Pertanian Dr. Ir. Andi Amran Sulaiman, MP menyampaikan orasi kebangsaan dengan tema "Memuliakan Petani dengan Gebrakan Revolusi Mental dan Sistem Anggaran Wujudkan Swasembada Pangan

Ketua DPN HKTI, yang juga Kepala Staf Presiden, Jend. Purn. Moeldoko sengaja mengundang khusus Menteri Amran untuk melakukan orasi kebangsaan dalam rangka Pelantikan dan Pengukuhan Dewan Pengurus HKTI se Propinsi Kalimantan Selatan. 

Moeldoko dalam sambutannya, menyampaikan terimakasih dan rasa hormatnya kepada Mentan yang bersedia hadir di tengah-tengah ketatnya jadwal yang harus dilakukan Menteri Amran.

Moeldoko juga meminta agar pengurus harian yang baru dikukuhkan untuk merapatkan barisan , berkarya mewujudkan cita-cita HKTI, mengentaskan kemiskinan, kebodohan dari masyarakat tani indonesia.

"HKTI dibawah kepemimpinan saya "Tidak boleh Main "Politik Praktis". HKTI Mitra Strategis Pemerintah, bersinergi dengan Kementerian Pertanian mendukung pemerintah yang memproritaskan petani, seperti saat ini, dengan Menteri Pertanian yang muda, energik dan visioner, terbukti kita mampu, tidak impor beras, jagung, bawang merah", ujar Moeldoko, Sabtu (10/2/2018)

Sementara itu, dalam orasinya kebangsaannya, Mentan Andi Amran Sulaiman, memaparkan tentang "Muliakan Petani".

"Kami ditunjuk jadi pembantu presiden, dengan target dalam 3 tahun harus menyelesaikan 3 juta hektar irigasi serta meningkatkan produksi pangan, yang 70 tahun lebih selalu impor. Bawang Merah diimpor 72000 ton setiap tahun sebelum kami jadi menteri, jagung 3,6 juta ton, setara dengan 12 Triliun setiap tahunnya", kata Mentan

Mentan mengatakan dulu banyak pihak yang meragukannya, karena tidak dikenal apalagi terkenal, bahkan internal kementerian pun seakan tak percaya dengan kemampuan "Anak Desa" dari Sulawesi Selatan.

"Namun setelah dilantik, saya langsung bekerja, menyisir semua program kementerian, merubah sistem anggaran, dulu 60 persen anggaran di kementerian hanya untuk acara seremonial, seminar, bangun gedung dan lain-lain, 40 persen yang dibagikan ke petani dan tidak fokus hanya disebar walau potensinya belum teruji", kata Mentan.

Setelah itu, lanjut Mentan, dirinya menghadap Presiden Jokowi untuk mengajukan perubahan sistem anggaran dan pengadaan barang di Kementerian Pertanian.

"70 persen anggaran kemudian difokuskan untuk kebutuhan petani. Dulu pengadaan harus melalui lelang yang memakan waktu lama serta membuat banyak pengadaan tidak tepat waktu. Benih datang setelah musim tanam selesai. Pupuk dan pestisida juga demikian. Akhirnya sejak tahun 2015, anggaran di fokuskan untuk alat mesin pertanian, pompa air dan benih", papar Mentan.

Menurut Menten, Presiden Jokowi memang sangat mencintai petani, pasalnya, semua usulan Kementerian Pertanian disetujui dan selalu mewanti-wanti jangan pernah menyakiti petani.

"Makanya saya tuliskan "Muliakan Petani". Revolusi Mental, kami mulai dengan merubah sistem rekrutmen "pejabat" di lingkup Kementerian Pertanian, siapa saja bisa jadi pejabat, yang penting mampu meelaksanakan tugas, kontrak kerja patokannya, ketika target tidak terpenuhi dengan sendirinya pejabat itu jadi target. Namun bukan berarti karirnya selesai, ketika ada lowongan dan mampu tidak ada salahnya, pejabat tersebut masuk lagi kedalam sistem. Jadi disini yang berlaku sistem bukan keinginan pribadi. Selama 3 tahun di Kementerian Pertanian lebih dari 1200 orang pejabat di copot, bahkan ada di ruangan ini, sudah dicopot kemudian masuk lagi", ujar Menteri Amran.

Dalam kesempatan itu juga Menteri Amran Sulaiman menjelaskan capaian Kementerian Pertanian yang dikomandoinya, seperti telah menyelesaikan irigasi 3 juta hektar hanya dalam waktu 1,5 tahun. Jagung yang selama ini impor hingga 3,6 juta ton, sekarang sudah ekspor.

"Bahkan kita dalam waktu dekat, akan ekspor jagung ke Fhilipina, beras sudah 3 tahun ini kita tidak pernah impor yang dulu minimal 1 juta ton kita impor", ucap Mentan.

Bahkan, menurut Mentan, Indonesia sudah ekspor beras ke Papua Nugini dan Malaysia. Bawang Merah juga telah diekspor 5600 ton ke 6 negara.

"Ini sejarah baru buat Indonesia. Wartawan, mohon ditulis itu, kita ini bangsa yang besar, anak-anakku, generasi muda, mahasiswa bila ingin jadi konglomerat, ayo sini, bergabung jadi Petani", ajak Menteri Amran

Pada akhir orasinya, Mentan Amran melakukan dialog dengan petani dan meninjau ekspos keberhasilan produksi Petani HKTI. Di acara itu juga Mentan jadi rebutan masyarakat tani Kalsel yang demikian mengapresiasi kinerja Mentan untuk melakukan foto bersama. (p/ma)