Oktober, Kadin Akan Gelar Konferensi Ekonomi Syariah

By Admin

nusakini.com--Islamic Chamber of Commerce, Industry & Agriculture (ICCIA) mempercayakan KADIN Indonesia sebagai penyelenggara Sidang Tahunan ICCIA yang akan diadakan di Jakarta pada tanggal 22-23 Oktober 2018. Presiden Joko Widodo diharapkan akan hadir dalam acara yang bertemakan “Inclusion in Sharia Economy: A New Paradigm” tersebut dan acara ini rencananya akan dihadiri oleh seluruh anggota ICCIA yang terdiri dari 27th Board of Directors dan 60th Financial Committee Meetings. 

ICCIA merupakan organisasi kamar dagang yang berafiliasi dengan Organisasi Kerjasama Islam (OKI), didirikan pada sidang Menteri Luar Negeri yang diikuti negara-negara anggota OKI di Istanbul–Turki pada tahun 1976. ICCIA secara administratif berkantor di Karachi–Pakistan, namun kegiatan operasionalnya lebih banyak dilakukan di Jeddah–Saudi Arabia.‎ Organisasi ini beranggotakan 57 badan atau federasi Kamar Dagang dari masing-masing negara anggota OKI, yang memiliki tujuan utama yaitu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dunia dengan memperkuat kolaborasi sesama anggota diantaranya pada sektor perdagangan dan investasi, perbankan serta informasi teknologi. 

Sebagai bagian dari Sidang Tahunan, ICCIA akan menyelenggarakan side event yang terdiri dari 17th Private Sector Meeting dari negara-negara yang menjadi anggota OKI, dimana dalam Private Sector Meeting tersebut akan mendiskusikan beberapa isu-isu penting terkait bisnis antar negara-negara anggota ICCIA.

Adapun tema yang akan didiskusikan bersama adalah “Role of ICCIA in the Development of Halal Economy, Economic Empowerment of Business Women, Opportunities for Investment in OIC Countries” dengan fokus pada pengembangan infrastruktur di Indonesia. 

Pemerintah Indonesia telah menetapkan infrastruktur sebagai salah satu prioritas pembangunan di era pemerintahan Presiden Joko Widodo. Berbagai upaya, baik dari sisi regulasi, kelembagaan maupun pendanaan yang telah dipersiapkan oleh Pemerintah mulai menunjukan hasil, dimana infrastruktur sudah mulai dikembangkan secara merata di seluruh Indonesia, termasuk di wilayah-wilayah pedalaman seperti Papua.

Potensi investasi pada infrastruktur merupakan salah satu isu menarik untuk didiskusikan oleh negara-negara OKI, dimana negara-negara tersebut bisa memperoleh kesempatan berinvestasi dan berbisnis di Indonesia, pada saat yang bersamaan Indonesia dapat menarik lebih banyak lagi dana dari perusahaan swasta untuk pembangunan dan peningkatan pelayanan infrastruktur 

Rosan Roeslani, Ketua Umum KADIN Indonesia menjelaskan, ”Pertumbuhan ekonomi dunia didorong untuk bersifat inklusif, termasuk dalam sektor keuangan. Inklusi keuangan syariah merupakan mekanisme yang baik untuk membantu mengurangi kemiskinan dan mengatasi ketimpangan.

Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk muslim terbesar di dunia memiliki modal kuat untuk memanfaatkan ekonomi syariah sebagai alat untuk mengatasi berbagai isu pembangunan. Disamping itu Indonesia memiliki posisi sebagai negara dengan perekonomian terkuat diantara negara-negara OKI, maka dari itu sudah seharusnya Indonesia dapat memposisikan diri sebagai negara pemimpin (leading country) dalam pengembangan usaha dan pendanaan syariah diantara negara-negara anggota OKI.” 

“Tidak hanya itu, melihat perkembangan zaman yang terjadi saat ini dimana penggunaan teknologi digital semakin meningkat, dapat membantu mempercepat inklusi keuangan. Oleh karena itu penetapan tema “Inklusif” dan “Ekonomi Syariah” kedepannya berpotensi untuk menjadi paradigma baru dalam menghadapi fenomena dan penyelesaian gejolak perekonomian global,” tambah Rosan. 

KADIN Indonesia sebagai satu-satunya kamar dagang dan industri di Indonesia yang menjadi mitra Pemerintah dalam memajukan dunia usaha, memposisikan dirinya untuk turut serta secara aktif membina dan memajukan hubungan dagang di antara negara-negara OKI. Seperti tema pemberdayaan perempuan yang dibahas saat ICCIA nanti, Indonesia dapat mengutarakan pendapat dan masukan yang signifikan dalam memajukan peran wanita di negara-negara OKI, dimana wanita-wanita Indonesia sudah banyak menunjukkan prestasinya sebagai pemimpin di bidang pemerintahan maupun bisnis. 

Berbagai upaya yang dilakukan KADIN Indonesia dalam memajukan perdagangan dan industri di Indonesia diantara negara-negara OKI, salah satunya adalah dengan berpartisipasi aktif sebagai anggota dari Board of Directors ICCIA. KADIN Indonesia juga mendukung dibukanya kantor cabang ICCIA di Indonesia, mengingat posisi strategis Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar di antara negara-negara anggota OKI.

Upaya lain yang dilakukan oleh KADIN Indonesia adalah mendukung Pemerintah dalam memposisikan Indonesia sebagai pusat perdagangan syariah diantara negara-negara OKI sehingga dapat mengupayakan, mengurangi, hingga menghilangkan hambatan perdagangan diantara negara-negara anggota OKI. (p/ab)