OJK, BEI dan Kadin Jateng Gairahkan Pasar Modal

By Admin

nusakini.com--Untuk menggairahkan pasar modal dan Initial Public Offering (IPO) atau penawaran saham perdana di Jawa Tengah, Otoritas Jasa Keuangan Regional 3, Pusat Informasi Go Public Bursa Efek Indonesia Semarang bersama Kadin Jawa Tengah akan melaksanakan sosialisasi pasar modal sebagai sumber pendanaan perusahaan. 

Sosialisasi yang akan diselenggarakan tanggal 20 September 2017 bertempat di Kantor Otoritas Jasa Keuangan Regional 3 Semarang akan menghadirkan beberapa pembicara salah satunya Ketua Umum Kadin Jawa Tengah Kukrit SW. 

Dedy Patria Deputi Direktur Manajemen Strategis, Edukasi Perlindungan Konsumen dan Kemitraan Pemerintah Daerah Kantor Regional 3 OJK Jateng DIY mengatakan selama ini perusahaan dalam menambah permodalan mengandalkan perbankan sehingga akan memperbanyak hutang. Namun, dia menerangkan, IPO bisa memberikan kekuatan permodalan dan mendorong kinerja perusahaan. 

“Pasar modal lewat go public membuat kesempatan mereka lebih berkembang baik dimiliki banyak pemegang saham. Dengan IPO kontrol akan lebih banyak kemudian transparansi good government akan lebih bagus,” katanya saat beraudiensi dengan Ketua Umum Kadin Jawa Tengah Kukrit SW. 

Di Jawa Tengah baru empat perusahaan yang sudah IPO. Menurutnya, masih banyak perusahaan-perusahaan besar milik keluarga yang berpotensi IPO, sehingga perlu didorong dan diberikan pemahaman. 

Diketahui tingkat literasi pasar modal masih sangat rendah jika dibandingkan dengan asuransi. Di tahun 2016 literasi pasar modal masih di bawah dua persen dan menjadi PR untuk mendorong masyarakat agar paham pasar modal dan bertransaksi. 

“Pusat Informasi Go Public Bursa Efek Indonesia juga aktif melakukan sekolah pasar modal dua minggu sekali sehingga kalangan muda tahu lebih dini tentang pasar modal,” ucapnya. 

Fanny Rifqi El Fuad Kepala Pusat Informasi Go Public Bursa Efek Indonesia Semarang menjelaskan rata-rata perusahaan menyambut positif adanya IPO namun lagi-lagi masalah edukasi yang belum banyak sehingga membuat mereka masih kebingungan. 

“Dengan sosialisasi ini memberikan semangat baru dan berkeinginan seperti Jawa Barat yang setahun sekali ada perusahaan yang IPO dan sebenarnya Jawa Tengah tidak kalah dan banyak tertarik tetapi kurang edukasi,” jelasnya. 

Kukrit SW menambahkan Jawa Tengah merupakan pusat industri dan perusahaan-perusahaan besar mulai dari tekstil, rokok, batik, jamu, grafika, karoseri, handycraft yang masih familly business. 

Kukrit memaparkan masih banyak family business tidak mau perusahaannya dibagi dan menjadi transparan sehingga harus diberi pemahaman. “Sosialisasi pasar modal ini penting karena Jawa Tengah rata-rata mempunyai perusahaan family besar dan belum mau melakukan IPO. Karena bicara profesionalisme ke depan paling tidak ya IPO,” pungkasnya.(p/ab)