nusakini.com--Bengkulu-Gubernur Sulawesi Selatan, Prof H M Nurdin Abdullah kembali mendapatkan kepercayaan dari Universitas Bengkulu (UNIB) untuk menjadi narasumber pada seminar Nasional.  

Seminar bertajuk "mencari figur pemimpin provinsi Bengkulu," itu menjadi momentum bagi sosok Prof Nurdin Abdullah untuk memberikan gagasan mengenai sistem kepemimpinan yang melayani.  

Pada kesempatan tersebut, sosok dengan sejuta karya ini menceritakan bagaimana dirinya berhasil membawa Kabupaten Bantaeng yang jauh dari kata maju, moderen dan tertinggal di pembangunan infrastruktur menjadi daerah benghasil buah, pertanian bahkan bisa memiliki smelter.  

Ia juga menjelaskan, menjadi sosok pemimpin yang ikhlas dan fokus pada kebutuhan masyarakat memang memiliki rintangan pada awalnya, namun setelah masyarakat mulai merasakan manfaat dan dampaknya, masyarakat akan memberikan dukungan penuh kepada kita.  

• Pj Sekda Sulsel Jamu Ratusan Saudagar Peserta PSBM XXIV
• Sinergi Basarnas dan Pemerintah Sulsel dalam Penanganan Bencana Semakin Kuat
• Konsulat Jenderal Filipina Temui Pj Gubernur Bahtiar, Perkuat Hubungan Bilateral
• Sambut Kajati Baru Sulsel, Pj Gubernur Bahtiar Bangun Perkenalan Lewat Temu Silaturahmi
• Tujuh Panitia Diksar Diperiksa, Terungkap Dalam Proposal Jalur Kegiatan Adalah Jeneponto, Takalar dan Gowa

"Memimpin dengan baik dan ikhlas, dukungan masyarakat akan datang dengan sendirinya," kata Prof Nurdin, di Krakatau Ballroom, Grage Hotel Bengkulu, Kamis, 5 Desember 2019.

Kegiatan yang digelar program Doktor Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu (UNIB) juga menghadirkan Wakapolda Sulsel Brigjend Pol. Drs. Adnas, M.Si, Peneliti Senior LIPI, Prof. Dr. Siti Zuhro, MA, Direktur Produk Hukum Daerah, Sukoyo. SH, M.Si, dan mantan Komisioner KPU, Chusnul Mari'yah, Ph.D, sedangkan yang menjadi moderator pada seminar tersebut, Prof. Dr. Kamaluddin, SE, MM.  

Di kampus yang berdiri sejak 24 April 1982 itu, Wakapolda Sulsel Brigjend Pol. Drs. Adnas, M.Si menyampaikan, bahwa Gubernur Sulsel ini menjadi panelis saat ini sudah ada di posisi paripurna, berbeda dengan dirinya yang masih menyandang status sebagai mahasiswa doktor UNIB Bengkulu.  

"Saudara-saudara sekalian beliau-beliau ini tentu sudah paripurna, sementara saya masih mahasiswa Doktor Ilmu Manajemen Universitas Bengkulu," katanya.

Sementara itu, Peneliti Senior LIPI, Prof. Dr. Siti Zuhro mengaku, sebelum memasuki tahap politik, baiknya dilakukan diskusi yang membuka cakrawala pemikiran mengenai Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2020 mendatang.  

"Jadi sebelum masuk politik praktis, kita harus berikan semacam apa ya, bekal pemahaman," pungkasnya. (p/ab)