Nur Syam Harap 2017 Jadi Era Kebangkitan Kementerian Agama

By Admin

nusakini.com--Sekjen Kemenag Nur Syam berharap tahun 2017 bisa menjadi era kebangkitan Kementerian Agama. Rentetan prestasi yang diraih pada tahun 2016 menjadi modal bagi kementerian yang bermotto Ikhlas Beramal ini untuk terus maju mengusung semangat lebih dekat melayani umat. 

"Saya berharap tahun 2017 sebagai era kebangkitan Kementerian Agama," tegas Nur Syam saat memberikan pengarahan pada jajaran pimpinan Kanwil Kemenag Jawa Barat di Aula MAN 1 Bandung.

Terkait hal itu, menurut Nur Syam, ada tiga hal yang perlu dilakukan di awal 2017. Pertama, evaluasi pelaksanaan anggaran tahun 2016. Evaluasi penting untuk mengetahui kelemahan agar kesalahan yang sama tidak terulang. 

Nur Syam lalu menyoroti masalah serapan anggaran. Kanwil Kemenag Jawa Barat misalnya, serapan anggarannya merosot dari urutan ke-2 di tahun 2015 menjadi urutan ke-11. "Ini harus dievaluasi agara jangan sampai tahun 2017 serapan anggaran menurun lagi. Seharusnya meningkat ke taraf yang lebih tinggi," ujarnya. 

Selain serapan, evaluasi tentang distribusi anggaran juga penting dilakukan. Tahun 2016 ada masalah distribusi hingga anggaran di suatu satker berlebih, sementara satker lainnya kekurangan. Dia mencontohkan anggaran tunjangan profesi guru (TPG), di mana ada wilayah yang berlebihan dan ada yang kekurangan. Demikian pula tunjangan kinerja ASN, ada yang lebih dan ada yang kurang. 

"Jadi ada distribusi anggaran yang kurang tepat. Saya minta Kakanwil dan Kakankemenag untuk bersama-sama dengan para perencana melihat ulang, menilai dan merealokasi anggaran yang kurang tepat tersebut," jelasnya. 

Upaya kedua adalah penataan struktur Kemenag. Kemenag ke depan telah memiliki struktur baru dengan jabatan dan tugas pokok dan fungsi yang lebih komprehensif. Direktorat pendidikan madrasah dipecah agar fungsi-fungsi yang dijalankan lebih mendasar. Selam ini, tenaga pendidik dan kependidikan hanya diurus setingkat jabatan eselon III, padahal di Kemendikbud diurus eselon I. 

"Kalau di Kemenag diurus oleh eselon II saya kira sudah cukup relevan. Demikian pula program kurikulum dan kesiswaan juga harus diurus secara lebih memadai," ujarnya. 

Kemenag juga memiliki satker baru setingkat eselon II, yaitu Direktorat Penyelenggaraan Umrah dan PIHK. Nur Syam menilai hal ini strategis seiring banyaknya masalah terkait penyelenggaraan umrah. "Jika dibiarkan dikhawatirkan bahwa negara tidak hadir di dalam penyelenggaraan umrah," terangnya. 

Hal yang menurut Nur Syam tidak kalah penting dalam konteks penataan struktur organisasi adalah peningkatan kinerja ASN Kemenag. Ke depan, Nur Syam minta ASN Kemenag tidak hanya berkonsentrasi pada serapan anggaran tetapi lupa bagaimana membangun kinerja yang optimal. Menurutnya, serapan anggaran memang bisa menjadi indikator tingginya kinerja, akan tetapi jika laporan kinerjanya jelek itu artinya tidak match antara serapan anggaran dengan tingginya kinerja. 

"Itulah makna hadirnya KMA 702 tahun 2016 tentang Perjanjian Kinerja dan Laporan Kinerja Kementerian Agama. Kita harus merumuskan sasaran kinerja yang tepat, merumuskan indikator kinerja yang jelas, menetapkan target kinerja yang rasional dan terukur dan pencapaian kinerja yang optimal. Jadi, semua harus ditingkatkan demi kerja hebat Kemenag," tandasnya. 

Hal ketiga, menjadikan Kepala KUA dan Kepala Madrasah tidak hanya mengurus administrasi perkantoran saja, tetapi garda terdepan Kemenag dalam sambung rasa dengan masyarakat. Nur Syam mengatakan, makna semakin dekat melayani mayarakat yang menjadi motto Hari Amal Bakti (HAB) Kemenag ke-71 adalah menjadikan seluruh ASN pada lapisan paling bawah sebagai agen pemerintah dalam pelayanan kepada umat. 

"Jadikan KUA dan Madrasah serta lembaga pendidikan lainnya sebagai center bagi upaya untuk menangkal terhadap penyimpangan perilaku agama. Jangan sampai para agen di garda depan ini justru kalah dengan media sosial di dalam melakukan investigasi atau penelisikan terhadap berbagai penyimpangan perilaku keagamaan di kalangan masayarakat," ujarnya. (p/ab)