Nilai Ekspor Industri Tenun dan Batik Lampaui USD 151 Juta

By Admin

nusakini.com--Industri tenun dan batik mampu memberikan kontribusi cukup besar terhadap perekonomian nasionaldengan nilai ekspor yang mencapai USD 151,7 juta pada tahun 2016. Sebagai kontributor bagi pertumbuhan industri kreatif, para pengrajin kain tradisional asli Indonesia tersebutdidorong untuk terus meningkatkan produktivitas dan inovasiagar lebih berdaya saing di pasar domestik dan internasional. 

“Kementerian Perindustrian tengah memacu kinerja industri padat karya berorientasi ekspor karenamampu memberikan efek berganda bagi pemerataan kesejahteraan masyarakat, salah satunya melaluipenyerapan tenaga kerja,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada pembukaan pameran Adiwastra Nusantara 2017 di Jakarta, Rabu (5/4). 

Menperin menyampaikan, pihaknya telah menetapkan 10 industri padat karya dan berorientasi ekspor yang diprioritaskan pengembangannya pada tahun ini, salah satunya industri kreatif. Sedangkan, yang lainnya adalah industri alas kaki, industri tekstil dan produk tekstil, industri makanan dan minuman, industri furnitur kayu dan rotan, industri elektronika dan telematika, industri barang jadi karet, industri farmasi, kosmetik dan obat tradisional, industri aneka, serta industri pengolahan ikan dan rumput laut. 

Kemenperin mencatat, industri kreatif menyumbang sekitar Rp642 triliun atau 7,05 persen terhadap total PDB Indonesia pada tahun 2015. Kontribusi terbesar berasal dari sektor kuliner sebanyak 34,2 persen, fesyen 27,9 persen dan kerajinan 14,88 persen. Selain itu, industri kreatif merupakan sektor keempat terbesar dalam penyerapan tenaga kerja nasional, dengan kontribusinya mencapai 10,7 persen atau 11,8 juta orang. 

Airlangga optimistis terhadap potensi industri tenun dan batik nusantara karena didukung dengan kekayaan budaya Indonesia yang terus melahirkan berbagai jenis wastra dari masing-masing daerah dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. “Wastra nusantara merupakan kain tradisional yang kental dengan nilai-nilai budaya. Motif-motif yang dibuat memiliki makna dan cerita yang diangkat dari sejarah dan adat-istiadat masyarakat setempat,” paparnya. (p/ab)