Ngaji Bareng, Penuhi Kerinduan Santri

By Admin


nusakini.com-Rembang – Lantunan ayat-ayat Al Quran mengalun merdu di Komplek Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rabu (14/11). Ribuan alumni santri dari berbagai daerah antusias mengikuti “Ngaji Bareng HIMMA Bersama Syaikhina Maimoen Zubair”. 

Momentum itu begitu dinantikan oleh alumnus santri. Tak hanya untuk mengaji bersama, namun juga bersua kembali dengan kawan-kawan satu almamater dan menyambung silaturahmi. Seperti yang dirasakan Farikha, santriwati Ponpes Al-Anwar tahun 1995 asal Gresik.

Kerinduan mengaji dan bernostalgia yang begitu besar, mendorong Farikha dan beberapa rekannya berangkat dari Jawa Timur pada pagi hari, demi dapat mengikuti acara mengaji bersama. Ibu dua puteri itu menuturkan, keakraban yang terjalin antara guru dengan santri maupun antarsantri yang membuatnya merindukan masa menimba ilmu di Ponpes Al-Anwar. 

“Kula nyantri wonten mriki kalih tahun. Ting mriki niku akrab, rencang-rencange nggih kompak. Mula kula saben tahun ngupaya saget ngaji bareng kaliyan rencang-rencang,” tuturnya sembari tersenyum. 

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen bahagia karena saat ini ulama semakin dicintai oleh masyarakat. Hal tersebut tampak pula dari antusiasme alumnus santri untuk menghadiri kegiatan keagamaan yang rutin digelar di pondok pesantrennya. 

“Antusiasme masyarakat terhadap ulama semakin meningkat. Ini membuat pemerintah bangga. Ulama sekarang terus didekati dan dicintai masyarakatnya, dicintai santrinya,” ujarnya. 

Pria yang disapa Gus Yasin ini mengajak alumnus santri yang kini berkiprah di berbagai bidang agar dapat menjadi teladan bagi masyarakat di sekitarnya. Putera ulama kharismatik KH Maimoen Zubair itu menerangkan, terdapat banyak kisah sukses alumnus santri. Ada alumnus santri yang menjabat sebagai menteri, bahkan kepala negara. 

“Muslim itu memberi contoh, bukan hanya mencari contoh. Bukan hanya wakil gubernur, menteri pun ada yang dari ponpes. Bahkan jabatan tertinggi di negara, presiden, pernah diduduki oleh Gus Dur,” jelasnya. 

Mantan anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah itu juga berpesan agar santri memberikan contoh kepada masyarakat tentang praktik demokrasi yang santun. Perbedaan pilihan politik adalah hal yang wajar. Maka jangan sampai perbedaan tersebut memecah belah bangsa. 

“Tahun 2019 kita akan menghadapi pilpres dan pileg. Bantu kami untuk memberikan contoh kepada masyarakat bahwa santri bedha tapi padha, padha tapi bedha. Ora usah gontok-gontokan,” pesannya.(p/ab)