Momen Asian Games Harus Dimanfaatkan Untuk Kepentingan Bangsa dan Negara

By Admin

nusakini.com--Pasca ditetapkan sebagai Ketua Tim Pengarah Kepanitiaan Asian Games 2018, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) telah bergerak cepat melakukan koordinasi agar kepanitiaan Asian Games lebih fokus dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing. Sesuai dengan amanat Presiden RI Joko Widodo, dalam Rapat Terbatas di Kantor Presiden, awal Maret 2017 lalu, Asian Games harus mampu membangun citra yang baik dari Indonesia di dunia Internasional. 

"Perhelatan besar ini harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan bangsa dan negara. Ini juga sekaligus momentum untuk menunjukkan kemampuan kita dalam penyelenggaraan event kelas dunia," ujar Presiden Jokowi saat itu. 

Evaluasi atas persiapan yang dilakukan selama ini telah dilakukan oleh Jusuf Kalla setelah tiga kali menggelar Rapat Koordinasi yang dihadiri oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Puan Maharani, Menteri Pemuda dan Olahraga RI Imam Nahrawi, dan juga Ketua Indonesia Asian Games Organizing Committee (INASGOC) Erick Thohir. 

Dalam perhelatan olahraga terbesar negara-negara di kawasan Asia ini, Indonesia mencanangkan 4 Sukses yang meliputi Sukses Penyelenggaraan, Sukses Prestasi, Sukses Administrasi, dan Sukses Ekonomi. Adapun ,4 kesuksesan itulah yang diterjemahkan dalam pembagian kerja dan tanggungjawab pada setiap bagian yang ada dalam kepanitiaan INASGOC 2018. 

Dengan adanya pembagian tugas ini, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla berinisiatif melakukan rapat koordinasi yang dilakukan secara bergilir. Hal ditujukan untuk memantau persiapan Asian Games dari waktu ke waktu. Rapat pertama kali dilakukan di Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga RI yang membahas tentang target pencapaian prestasi Indonesia.

Rapat Koordinasi itu sendiri dipimpin langsung oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang didampingi oleh Menteri Koordinator PMK, Puan Maharani, Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, Ketua Satlak Prima (Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas), Achmad Soetjipto, dan dihadiri oleh perwakilan INASGOC, perwakilan KONI, KOI serta pejabat terkait di jajaran Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Pada kesempatan tersebut, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, penyelenggaraan Asian Games 2018 ini menjadi tantangan bagi Indonesia setelah 56 tahun yang lalu. 

“Penyelenggaraan Asian Games perlu cost efektif dan harus lebih sederhana agar banyak negara sanggup menjadi penyelenggara. demikian pula dengan penyelenggaraan Olimpiade,”kata Wakil Presiden Jusuf Kalla.Lebih jauh, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga menekankan, jika perhelatan ini tidak menjadi perhatian, maka banyak negara akan bangkrut. 

“Sejauh ini Indonesia telah mengeluarkan anggaran sebesar 30 Triliun untuk Asian Games, Untuk infrastruktur 10 Triliun, Palembang 7 Triliun dan Jakarta kurang lebih 23 Triliun,” ungkapnya. 

“Saya kesini untuk mengawal Asian Games agar semua aman dan selamat, dan saya sendiri sudah mencoba menghubungi beberapa sponsor untuk efisiensi anggaran kita,” ungkap Wakil Presiden Jusuf Kalla menambahkan. 

Untuk kesuksesan penyelenggaraan dianggarkan sebesar kurang lebih 4 Triliun yang telah diefisenkan dari anggaran yang diajukan sebelumnya. Namun, Wakil Presiden juga berharap efisiensi penyelenggaraan ini jangan sampai mengurangi kemeriahan Asian Games di Indonesia. 

“Hampir semua pelaksanaan Asian Games menguntungkan bagi negara penyelenggaranya, oleh karena itu dalam Asian Games di Indonesia nanti hitungannya harus jelas untuk keuntungan finansial kita,” harap JK seraya menambahkan bahwa untuk mencapai tujuan ini Indonesia harus berbicara kepada para sponsor baik dalam maupun luar negeri dalam optimalisasi sponsor dalam pembiayaan penyelenggaraan Asian Games karena posisi Indonesia saat ini adalah menggantikan Vietnam yang sebelumnya ditunjuk sebagai tuan rumah Asian Games. 

Dengan tingkat partisipasi mencapai 45 negara dan mempertandingkan 484 nomor dari 42 cabang olahraga, Indonesia sendiri ditargetkan mampu menembus urutan 8-10 besar dengan capaian minimal 23 medali emas. Hal ini tak lain karena Indonesia merupakan tuan rumah Asian Games 2018. 

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Puan Maharani ini menyampaikan apresiasi tentang upaya percepatan soal Asian Games yang dilakukan oleh Wakil Presiden. 

“Pak JK terus bergerak cepat memeriksa koordinasi penyeenggaraan Asian Games dengan baik. Paling tidak sudah 3 kali Pak JK melakukan pertemuan dan sidak mendadak pasca dimintanya beliau oleh Presiden mengawal AG,” kata Menko Puan.

Senada dengan itu, Menpora Imam Nahrawi juga menyampaikan apresiasi atas upaya cepat yang dilakukan oleh Wapres Jusuf Kalla, terkait Asian Games. 

“Saya sangat apresiasi dukungan dan kehadiran Pak JK di Kemenpora. Ini pertama kalinya dalam sejarah untuk memantau kesiapan kita bersama untuk penyelenggaraan dan persiapan Asian Games,” ujar Menpora. 

Lebih lanjut, untuk pencapaian prestasi atlet Indonesia, Menpora juga menekankan pentingnya keberadaan wasit dan pelatih bersertifikasi. 

“Sertifikasi bagi wasit dan pelatih juga penting untuk pencapaian prestasi, demikian pula halnya dengan pendidikan atlet yang perlu menjadi perhatian karena banyak atlet yang belum bisa menyelesaikan jadwal sekolah atau kuliahnya, Saya akan berkoordinasi terus dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan juga Kemenristek Dikti, dan telah disetujui oleh Pak Wapres,” jelas Menpora lagi. 

Menpora juga mengatakan, khusus untuk program sertifikasi wasit dan pelatih, Kemenpora sudah menyiapkan secara khusus anggaran untuk itu di tahun 2017. 

“Kami juga ingin menjajaki peluang untuk beasiswa bagi atlet melalui program LPDP untuk meningkatkan kualitas, kompetensi dan pendidikan atlet,” jelasnya lagi. 

Sebagai persiapan mencapai target tersebut, Menteri Imam Nahrawi memandu pemaparan yang disampaikan oleh Ketua SATLAK PRIMA, Achmad Soetjipto. Soetjipto menjelaskan sejumlah persiapan yang dilakukan terkait dengan cabang-cabang olahraga yang diikuti oleh Indonesia. Untuk sukses prestasi Asian Games 2018 secara garis besar dipaparkan melalui sejumlah langkah strategis yang dilakukan oleh SATLAK PRIMA 

“Mulai Agustus paling lambat sudah harus dioptimalkan menuju satu tahun jelang Asian Games,” papar Achmad Soetjipto.

SATLAK PRIMA juga menyampaikan perlunya melakukan efisiensi terhadap beberapa cabang olahraga dan juga perhatian yang tinggi terhadap persoalan doping agar prinsip fair play tetap bisa dijunjung tinggi dalam Asian Games nanti. Indonesia menurutnya berupaya meraih 30 medali emas untuk bisa masuk dalam peringkat 10 besar. 

Dipaparkan pula proyeksi meraih medali bagi Indonesia dibagi atas 3 kategori dari sisi performance tinggi, menengah dan kurang, dimana terdapat pada 16 cabang olahraga diantaranya, atletik, panahan, badminton, angkat besi, karate, dayung, menembak, sport climbing, selancar, taekwondo, dan voli pantai. 

Selain itu, optimalisasi sistem monitoring atlet juga telah dilakukan melalui pemanfaataan sistem informasi teknologi. Mulai tahun 2017 telah dimulai penggunaan aplikasi Integrated Athlete Monitoring System (IAM PRIMA) yang tujuannya memantau performa atlet dari waktu ke waktu dan menjamin kesimbangan antara tuntutan kepelatihan dengan kebutuhan pemulihan kondisi atlet, evaluasi, proses pencapaian goal dan intervensi untuk pencegahan over training yang mengakibatkan resiko cidera. 

Terkait manajemen pembinaan prestasi Asian Games 2018, Menpora menyinggung tentang rencana penataan kawasan PPPON Cibubur menjadi kawasan SPORT INDONESIA. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan prestasi atlet nasional dalam mencapai prestasi internasional. Sesuai dengan tujuannya, Sentra Pembinaan Olahraga Terpadu Indonesia (SPORT INDONESIA) akan mengintegrasikan Sport Science, dan Sport Medicine menjadi sebuah pusat pengembangan olahraga yang direncanakan akan mulai berjalan pada akhir 2017 mendatang.(p/ab)