Mobil Listrik Masih Terkendala Infrastuktur

By Admin

nusakini.com--Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri, Johnny Darmawan menilai mobil listrik di dunia saat ini belum menjadi transportasi massal. Meski demikian, mobil listrik sudah tepat dikerjakan sekarang.  

"Indonesia sudah harus beralih ke kendaraan green and clean energy," ungkap Johnny. 

Sementara itu, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Andy Noorsaman Someng mengatakan, sedang membahas regulasi terkati SPBU Listrik. Namun proyek percontohan SPBU Listrik belum dapat dilaksanakan tahun ini. 

Seperti diketahui, pengembangan industri mobil listrik di Indonesia masih terkendala infrastruktur penyedia listrik untuk baterai sekaligus kemampuan baterainya. 

Deputi Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi Eniya Listiani Dewi mengatakan telah membuat purwarupa mobil listrik. Pengkajian teknologi baterai pada kendaraan sudah dimulai sejak 2006. Namun hingga kini pengembangan industri mobil listrik masih menjumpai hambatan. 

"Yang perlu dicermati infrastruktur penyedia listrik. Istilahnya seperti SPBU listrik," kata Eniya di Jakarta.

Dia mengatakan, model plug-in mengisi daya baterai mobil harus disediakan cukup besar. Paling kecil antara 30-50 kilowatt (kW). Namun, kata dia, jumlah ketersediaan listrik saat ini masih kurang. Itu ditunjukkan dari rasio elektrifikasi listrik rumah tangga yang belum mencapai 100 persen. 

"Pemerintah juga sudah menargetkan bauran energi baru terbarukan (EBT) untuk listrik pada tahun 2025 sebesar 23 persen, tapi sampai sekarang yang mendukung ke arah itu belum ada," ujarnya. 

Selain itu, penghitungan instrumen kandungan emisi listrik juga belum ada dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN). Penghitungan ekonomi penggunaan listrik untuk kendaraan belum masuk. 

Dari sisi baterai diperlukan yang mampu menyimpan daya listrik berkapasitas besar dan bisa diisi ulang dalam waktu singkat (quick charge). Eniya mengatakan, mobil listrik produksi Mitsubishi, Toyota, Nissan, BMW, dan Mercedes-Benz masih membutuhkan 14 jam untuk mengisi baterai jika tidak disediakan sumber listrik dengan kerapatan arus tinggi. (p/ab)