Miliki Kesamaan Prinsip, Korsel dan Indonesia Sepakat Bangun Desa

By Admin

nusakini.com-- Saemaul undong (gerakan desa baru) yang diterapkan Korea Selatan (Korsel) memiliki kesamaan prinsip dengan nawacita ke tiga Indonesia yakni membangun Indonesia dari pinggiran. 

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Anwar Sanusi pada Indonesia - Korea Knowledge Sharing Forum in Development and Empowerment of Rural Community, di Hotel Bidakara Jakarta, Selasa (19/7). 

"Indonesia memiliki semangat serupa dengan gerakan saemaul undong yakni semangat gotong royong. Semangat gotong royong merupakan warisan kearifan lokal bangsa Indonesia, yang menjadi elemen penting dalam kehidupan bernegara Indonesia," ujarnya. 

Sanusi menjelaskan, saemaul undong adalah gerakan swadaya dan kerjasama antar masyarakat perdesaan. Dalam hal ini, masyarakat memiliki kebebasan penuh untuk menentukan jenis pembangunan yang diinginkan desa. Menurutnya, semangat yang sama juga dilihat pada tekad pemerintah dalam membangun Indonesia dari pinggiran, yang tercermin lewat penyediaan dan penyaluran dana desa. 

"Program masif yang dicanangkan Presiden Joko Widodo ini mengusung prinsip yang mengedepankan masyarakat perdesaan dalam perencanaannya. Secara filosofi, dana desa digunakan untuk meningkatkan pelayanan publik di desa, memajukan perekonomian, mengatasi kesenjangan pembangunan antar desa serta memperkuat masyarakat desa sebagai subjek pembangunan," terangnya. 

Terkait hal tersebut, Indonesia dan Korea Selatan telah melakukan kerjasama pembangunan desa sejak Agustus 2015 lalu. Sanusi meyakini, kerjasama tersebut akan saling menguntungkan berbagai pemangku kepentingan dalam rangka pembangunan desa, daerah tertinggal dan transmigrasi. 

"Ministri of Interior (MOI) Korea Selatan adalah mitra kerjasama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi untuk mempercepat pembangunan desa-desa kita," ujarnya. 

Di samping itu, Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD), Ahmad Erani Yustika mengatakan, apa yang telah dilakukan Korea Selatan juga telah diterapkan Indonesia sejak lama. Di mana, salah satu yang kerap menjadi cerita sukses pemerintahan adalah bagaimana pemerintah memastikan ketahanan pangan dan kedaulatan pangan tercukupi, serta terpenuhi akses permodalan masyarakat. 

"Itu sudah dikerjakan Indonesia sejak pemerintahan-pemerihan sebelumnya hingga sekarang. Salah satu yang baru dilakukan bahwa pemerintah di masa lalu, pembangunan lebih banyak direncanakan dan dikendalikan oleh pemerintah. Kali ini, pembangunan dan pemberdayaan desa kekuatannya digeser oleh desa. Maka baru pertama kali ini dana desa langsung disalurkan ke desa-desa," ujar Erani.(p/ab)