Menteri Susi Terima Gelar Kehormatan ‘Wadonna Pinunjul’

By Admin

Foto/dok. KKP  

nusakini.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menerima penganugerahan gelar kehormatan dan pengakuan sebagai masyarakat adat tatar Sunda “Wadonna Pinunjul” dari Dewan Kesepuhan Masyarakat Adat – Baresan Olot Masyarakat Adat (BOMA) Jawa Barat, pada Rabu (19/7/2017), di Ballroom Gedung Mina Bahari III, Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta. Gelar kehormatan tersebut diberikan atas kepedulian Menteri Susi terhadap lingkungan hidup dan pemberdayaan masyarakat.

“Sosok Susi Pudjiastuti telah mencuri perhatian para pemuka Baresan Olot Masyarakat Adat (BOMA) Jawa Barat sejak era 90an. Kiprahnya yang serba menonjol dalam memberdayakan masyarakat serta perhatian dan kepeduliannya terhadap lingkungan hidup terbilang pol. Susah mencari yang seperti Ibu Susi, sayang laut, sayang sungai, sayang hutan, dan sayang ke rakyat kecil,” ungkap Sekjen BOMA Eka Santosa dalam sambutannya.

Pada akhir era 90an, Menteri Susi ikut menentang pembangunan Codetan Citanduy bersama sesepuh adat Jawa Barat. Eka Santosa dan Solihin GP yang kala itu masih berkiprah di DPRD Jawa Barat ikut berjuang bersama, sehingga pada tahun 2012 mengusulkan penganugerahan Wadonna Pinunjul terhadap Menteri Susi. Namun, upacara penganugerahan baru dapat dilaksanakan hari ini.

Menurut Eka, pemberian anugerah ini tak semata pemberian gelar, melainkan demi memperkuat kiprah Menteri Susi ke depan. Ia menambahkan, para olot (tetua) akan terus memotivasi Menteri Susi untuk berkiprah demi kemaslahatan bangsa dan negara.

“Hari ini para olot-olot (tetua) dari 20 kampung adat di tatar Sunda meresmikan pengakuan Menteri Susi sebagai masyarakat tatar Sunda. Mahfumnya, sejak lama hingga saat ini, para olot mendukung kiprah Wadonna Pinunjul dalam menata bangsa dan negara,” tambahnya.

Adapun Menteri Susi mengatakan sangat tersentuh atas gelar kehormatan yang dianugerahkan kepada dirinya. Ia mengucapkan terima kasih kepada tetua adat Sunda dan berjanji akan menjaga sungai, lautan, bahkan daratan yang dipercayakan kepadanya dengan sepenuh hati.

“Alhamdulillah, amanah yang diberikan kepada saya akan saya pegang sekuat tenaga, sekuat pikiran. Pesan Mang Ihin (Solihin GP) waktu mengantarkan saya ke Jakarta sebelum menjadi Menteri akan selalu saya ingat. Ia berpesan, pertama, harus sayang sama rakyat, dan itu pun masih saya rasakan dan masih saya lakukan. Kemudian sayang kepada anak dan orang lain, juga saya rasakan sangat besar. Rasa sayang juga harus kita berikan ke siapapun, mau ke orang lain, anak, binatang, bahkan pepohonan,” tutur Menteri Susi dalam bahasa Sunda.

Pada kesempatan tersebut Menteri Susi juga berjanji sampai kapanpun akan terus berusaha sekuat tenaga untuk membela yang benar, dan mengingatkan yang salah, serta membela laut Indonesia.

Sebagai informasi, upacara penganugerahan dimulai dengan rajah bubukah (ritual doa) dan rajah pamunah rasa, dan dilanjutkan dengan sambutan tetua adat. Dalam upacara tersebut hadirin juga dihibur dengan tarian Nangis Pohaci yang dibawakan berpasang-pasangan. Kemudian dilaksanakan upacara penganugerahan yang dilanjutkan dengan sambutan Menteri Susi. Acara dilanjutkan dengan diskusi terbuka antara masyarakat adat dengan Menteri Susi. Tak kalah menarik, di akhir acara Menteri Susi ikut menari Nangis Pohaci bersama para penari.(p/ma)