Menteri PUPR : China Punya Peran Penting dalam Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

By Admin

nusakini.com--China merupakan salah satu negara yang punya peran penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini terlihat dari tingginya jumlah investasi sektor riil, termasuk dalam pembangunan infrastruktur nasional.

Demikian disampaikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, saat menjadi pembicara di acara 7th International Infrastruktur Investment and Construction Forum yang membahas Plans, Progress and Investment Opportunites of Public Works and Housing Infrastruktur in Indonesia di Macau pekan lalu. 

Menurut Basuki, data terbaru dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan, realisasi investasi dari China tahun 2015 berada di posisi kesembilan. Secara umum realisasi investasi dari negara tirai bambu tersebut meningkat 47 persen dari tahun ke tahun. Hal tersebut merupakan pertumbuhan tertinggi dalam sejarah, bahkan juga terjadi pada kuartal pertama di tahun 2016. 

Pada kesempatan itu, Basuki juga menyatakan Kementerian PUPR mengapresiasi Pemerintah China yang telah memberikan dukungannya dalam membangun beberapa proyek infrastruktur PUPR, termasuk pembangunan Bendungan Jatigede di Jawa Barat dan Jembatan Suramadu di Jawa Timur. 

Dalam memenuhi tujuan pembangunan infrastruktur sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Basuki mengakui, Kementerian PUPR membutuhkan dana yang cukup banyak, yakni sebesar Rp 2.200 trilliun. Untuk memenuhi kebutuhan anggaran tersebut, Kementerian PUPR membutuhkan dana tambahan sekitar 50 persen dari sektor dan perusahaan pemerintah, maupun dari investasi pihak swasta baik dari dalam maupun luar negeri. 

Terkait hal itu, saat ini China juga memberikan dukungan berupa pinjaman kepada pemerintah Indonesia yang dimanfaatkan sebagai Viability Gap Funding (VGF).Pinjaman dari China, untuk membangun jalan tol utama dan bendungan besar. 

“Sebagai contoh, di Pulau Sumatra, China telah memberikan pinjaman untuk membangun Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi. Jalan tol ini sebagai tulang punggung dari wilayah pertumbuhan Provinsi Sumatera Utara dan merupakan bagian dari Trans Sumatera,” jelas Basuki. 

Sebagai bagian dari pembangunan daerah yang terintegrasi, pemerintah juga akan mendukung perluasan pembangunan Pelabuhan Ferry Merak - Bakauheni, Kawasan Industri Tanjung Api-api serta pembangunan fisik Kota Metropolitan Palembang. 

Untuk itu kata Basuki, pemerintah telah menugaskan BUMN untuk mengembangkan jalan tol yang menghubungkan Medan ke Binjai sepanjang 16 kilometer, Tebing Tinggi-Kisaran sepanjang 60 kilometer, Bakauheni-Terbanggi Besar-Kayu Agung sepanjang 340 kilometer, Palembang-Indralaya sepanjang 24 kilometer, dan Pekanbaru-Dumai sepanjang 135 kilometer.  

“Semua jalan tol ini membutuhkan investasi sebesar Rp 61 Triliun, di mana persiapan dan konstruksi sudah dimulai. Ada kemungkinan investasi di proyek-proyek jalan tol melalui skema business to business,” tutur Basuki. 

Untuk Pulau Jawa, China telah memberikan pinjaman sebagai Viability Gap Funding (VGF) untuk membangun Jalan Tol Cisumdawu sebagai tulang punggung pengembangan wilayah pertumbuhan di Jawa Barat dan juga bagian dari Trans Jawa. Sedangkan di Kalimantan, China telah memberikan pinjaman sebagai Viability Gap Funding (VGF) untuk membangun jalan tol Samarinda-Balikpapan sebagai tulang punggung pengembangan wilayah pertumbuhan Kalimantan timur dan juga bagian dari Jalan Raya Trans Kalimantan. 

Selanjutnya, di Pulau Sulawesi, China juga telah memberikan pinjaman sebagai Viability Gap Funding (VGF) untuk membangun Manado-Bitung Jalan Tol sebagai tulang punggung pengembangan wilayah pertumbuhan di Sulawesi Utara dan juga bagian dari Jalan Raya Trans Sulawesi. Sebagai bagian dari pembangunan daerah yang terintegrasi di wilayah ini, pemerintah juga mengembangkan Bendungan Passeloreng, Mamminasata dan Kota Metropolitan Bimindo, Bitung, Palu dan Kawasan Industri Konawe dan destinasi pariwisata strategis seperti Toraja dan Bunaken. 

Untuk membantu pembangunan di Papua, China telah mulai berinvestasi di Manokwari sebagai kawasan produksi semen. Pemerintah juga saat ini berinvestasi dalam pengembangan jalan nasional di empat wilayah pertumbuhan sebagai bagian dari Jalan Raya Trans Papua. 

“Pemerintah mengembangkan Kawasan Industri Bintuni, Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE), Pelabuhan Merauke, Jembatan Holtekamp dan mengembangkan infrastruktur yang dibangun di perbatasan Papua dengan prinsip ships promote the trade,” tutur Basuki. 

Tidak hanya dalam infrastruktur transportasi, kata Basuki, China dapat terlibat secara langsung pada beberapa proyek potensial lain, seperti sektor sumber daya air, sanitasi, dan perumahan. 

“Oleh karena itu, kami juga telah menyediakan daftar proyek infrastruktur strategis yang menarik sebagai peluang investasi yang dapat dibahas lebih lanjut dengan delegasi Kementerian PUPR,” tukas Basuki. 

Kegiatan ini juga dihadiri, Deputi Perdagangan Internasional China, Sekretaris Ekonomi dan Keuangan Pemerintah Macau, Ketua Asosiasi Kontraktor China dan Menteri Negara, Departemen dan Transportasi Inggris. Pada kesempatan tersebut, Menteri PUPR didampingi Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW), Hermanto Dardak dan Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Soetrisno Bachir. (p/ab)