nusakini.com--Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan Pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini tengah melakukan percepatan pembangunan infrastruktur Indonesia.

Untuk memenangkan persaingan global saat ini, menurutnya hanya akan diraih oleh negara yang telah siap, termasuk ketersediaan infrastruktur pendukungnya.

Demikian disampaikannya saat menjadi pembicara Seminar Japan Global Exchange Forum for Housing, Building and Urban Development sekaligus pertemuan bisnis dengan para pengusaha Jepang khususnya bidang infrastruktur di Tokyo akhir pekan lalu.                            

Selain dihadiri para pengusaha, juga hadir Hiroto Izumi yang menjabat Penasehat Khusus Perdana Menteri Jepang, Shigeru Kiyama, Penasehat Khusus Kabinet, Yoshiyuki Aoki Deputi MLIT (Ministry Land, Infrastructure, Transport and Tourism), dan Ryu Yano, Ketua Japan Global Exchange Forum for Housing, Building and Urban Development. Turut hadir Dubes Indonesia untuk Jepang Arifin Tasrif. 

Dalam periode 2015-2019, anggaran yang dibutuhkan Kementerian PUPR sebesar Rp 931 triliun yang tidak dapat dipenuhi seluruhnya melalui APBN. Anggaran tersebut untuk diantaranya pembangunan 65 bendungan, dimana 45 bendungan baru, 1.000 km jalan tol, mendukung program 100-0-100 untuk air bersih, penataan kumuh dan sanitasi serta program satu juta rumah. 

Sementara itu Arifin Tasrif mengatakan Indonesia mengenal Jepang sebagai negara yang mempunyai keunggulan dalam membangun infrastruktur dengan teknologi dan kualitas yang tinggi. Oleh karenanya Ia mengundang para pengusaha Jepang untuk tidak ragu berinvestasi di Indonesia. Kunjungan Menteri Basuki ini membawa pesan-pesan yang kuat mengenai prospek pengembangan proyek infrastruktur yang akan direalisasikan bersama. 

Dalam pertemuan tersebut, Shigeru Kiyama, sangat senang mendengar kembali kata "Brantas". Hal ini tidak terlepas dari sejarah pembangunan wilayah Sungai Brantas yang dilakukan bersama antara Indonesia dan Jepang pada 40 tahun lalu. Kerjasama dengan Jepang kala itu tidak hanya sebatas membangun fisik infrastruktur, namun juga alih pengetahuan bagi ribuan insinyur Indonesia. Dari proyek tersebut kemudian dibentuk PT. Brantas Abipraya. 

Proyek pembangunan wilayah Sungai Brantas saat ini telah memberi manfaat besar, salah satunya Sungai Brantas tak lagi meluap dan mengakibatkan banjir besar seperti kerap terjadi pada masa itu. Semua kerja keras untuk mewujudkan proyek tersebut menjadi dikenal sebagai Semangat Brantas yang menurut Shigeru Kiyama harus terus digelorakan. 

Hiroto Izumi yang menjabat Penasehat Khusus Perdana Menteri Jepang yakin kemitraan kedua negara akan menguat dan investasi dari Jepang ke Indonesia juga meningkat, terlebih pasca pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Shinzo Abe. Kemitraan tersebut semakin diperkuat dengan kehadiran Menteri Basuki di Jepang kali ini. 

Turut mendampingi Menteri Basuki yakni Inspektur Jenderal PUPR Rildo Ananda Anwar, Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Sri Hartoyo, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Z, beberapa Direksi BUMN Karya, Ketua Persatuan Insinyur Indonesia Hermanto Dardak, Direktur Utama PT. Jasa Marga Desi Ariyani, Direktur Utama PT Brantas Abipraya Bambang E. Maryono, dan Utusan Khusus Presiden RI untuk Jepang Rahmat Gobel. (p/ab)