Menteri Basuki : GT. Cikarang Utama Digratiskan Jika Antrian Stuck Hingga 5 Km

By Admin

nusakini.com--Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono didampingi Staf Ahli Menteri PUPR Danis H. Sumadilaga dan Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna, Sabtu malam (9/7) memantau langsung kondisi lalu lintas arus balik mudik di Gerbang Tol Cikarang Utama. Tiba di kantor pengelola, Menteri Basuki langsung disambut oleh Menteri BUMN Rini Soemarno dan Direktur Utama PT. Jasamarga Adityawarman yang selanjutnya melakukan pertemuan membahas kesiapan dan situasi terakhir arus balik mudik. 

Usai pertemuan, kepada awak media, Menteri Basuki menyampaikan untuk arus balik, dirinya berharap tidak ada kemacetan yang parah. Karena untuk arus balik sangat berbeda dengan arus mudik. Di mana pada arus mudik kendaraan dari jalan tol dengan daya tampung yang lebih besar masuk ke jalan nasional yang lebih kecil daya tampungnya. Sedangkan untuk arus balik yang terjadi sebaliknya. 

Sebagai langkah antisipasi puncak arus balik yang diprediksi terjadi pada hari Sabtu Malam dan Minggu, apabila kepadatan terjadi di Gerbang Tol Cikarang Utama hingga 5 Km, maka gerbang tol tersebut akan digratiskan. Meskipun akan digratiskan, namun pengguna tetap menyerahkan kartu tol di gerbang tol. 

"Kalau sampai 5 kilometer stuck akan kita bebaskan (gratis). Saya akan monitor terus. Namun kalau masih jalan pelan itu wajar kecuali sudah stuck," ujar Basuki. Kondisi antrian di GT Cikarang Utama pada Sabtu malam masih relatif dengan panjang antrean kendaraan berkisar 300 meter. 

Disamping itu juga dilakukan beberapa langkah lain untuk mengurai kepadatan, khususnya di Tol Jakarta Cikampek seperti Contraflow , jemput transaksi, pengalihan arus dan penambahan gardu tol. 

Ditambahkannya untuk kelancaran dan kenyamanan transportasi semua harus bekerjasama baik itu Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan, Kementerian Kesehatan dan Kepolisian   

Menurutnya kelancaran arus mudik dan balik dipengaruhi oleh 3 hal utama yakni pertama penyediaan prasarananya, kedua rekayasa lalin dan ketiga perilaku pengemudinya. “Sekarang prasarana sudah given. Contohnya bila Jembatan Sipait di Pekalongan tidak selesai pasti lebih parah kemacetannya. Sekarang tinggal rekayasa seperti penambahan gardu dan contraflow, " ujar Basuki. 

Sementara terkait tempat istirahat di tol selalu penuh sesak di arus mudik dan arus balik hingga menjadi salah satu penyebab kemacetan. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, itu tak bisa dihindari. 

"Ini tidak akan bisa dihindari. Karena memang ada 1,6 juta mobil yang meninggalkan Jabodetabek ke wilayah Jawa. Di rest area sendiri misalnya sudah ada 100 toilet, tapi pasti tidak akan cukup," kata Basuki. 

Basuki mengibaratkan arus mudik dan arus balik Lebaran layaknya seperti ibadah haji yang dijubeli jutaan manusia. 

"Kalau ada kepadatan menurut saya karena memang seperti orang naik haji. Jadi dalam satu waktu, sama dengan the greatest festival. Ini bukan excuse," ujarnya. 

Ke depan, bila hasil evaluasi arus mudik dan arus balik tahun ini ternyata tempat istirahat menjadi salah satu sarana yang perlu ditambah jumlahnya, maka akan dilakukan penambahan. Ini agar penumpukan manusia di tempat istirahat bisa dikurangi. (p/ab)