nusakini.com - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menggelar rapat koordinasi stabilisasi harga pangan strategis bersama Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita serta Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Eko Putro Sandjojo.

Rapat koordinasi tersebut membahas masalah koordinasi stabilisasi harga pangan antar kementerian. Hadir pula sejumlah pejabat eselon I ketiga kementerian, direksi BUMN pangan, dan asosiasi pengusaha dan petani.

"Satu bulan terakhir kami sering bersama dengan Mendag dan Mendes untuk melihat dulu lapangan. Kalau yang dibangun egoisme sektoral, rakyat yang jadi korban," kata Mentan Amran, saat membuka rakor di Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta, Senin (29/8/2016).

Dia mengungkapkan, selama ini benang kusut masalah stabilisasi pasokan dan harga pangan mengerucut pada komunikasi antar kementerian yang kurang lancar.

• Produksi Melimpah, Bulog Kalah Bersaing Dengan Pedagang Serap Gabah
• Pj. Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran atas Solusi Cepat Bagi Petani
• Mentan Amran Minta Bulog Segera Serap Jagung Hasil Produksi Petani, Agar Harga Tidak Jatuh
• Mentan Kolaborasi Dan Dorong Pengembangan VUB Padi IPB 9G
• Ini 3 Tokoh yang Dinilai Jadi Pengendali Basis Suara di Sulsel

"Persoalannya komunikasi yang selama ini sulit. Kebijakan sekarang adalah ada 11 komoditas yang strategis," jelas Amran.

Pada kesempatan tersebut, Mentan Amran mengatakan bahwa impor jagung sudah turun sampai 60% di Januari-Juli 2016 ketimbang periode yang sama tahun lalu. Meski diakuinya ada peningkatan impor gandum setelah pembatasan impor jagung.

"Impor kita turun 60% sampai hari ini. Memang ada peningkatan (impor) gandum, tapi tahun depan impor bisa kita hentikan. Kami sudah sepakat dengan Mendag membangun sinergi dengan petani," pungkasnya (b/mk)