Mentan Bantu Pengentasan Kemiskinan dan Peningkatan Gizi di Kuningan

By Abdi Satria


nusakini.com-Kuningan-Kementan terus melakukan upaya pengentasan kemiskinan dan peningkatan gizi masyarakat. Bertempat di Lapangan bola Desa Kadugede, Kecamatan Kadugede, Kabupaten Kuningan, diadakan acara Apresiasi dan Sinkronisasi Program Kementerian Pertanian 2019 di Kabupaten Kuningan dengan Tema Bersama Petani Wujudkan Kejayaan Rempah dan Perkebunan Indonesia, Kamis (28/3).

Pada acara tersebut Menteri Pertanian Amran Sulaiman membawa bantuan untuk petani. Lebih lanjut Amran menegaskan bantuan yang disalurkan ini atas perintah Presiden Jokowi. 

”Total bantuan untuk Kuningan selama pemerintahan Jokowi JK senilai 500 miliar. Hari ini kami bawa bantuan 20 miliar. Ada juga 300 ribu ekor ayam. Ini adalah kabinet kerja bukan kabinet janji”, ujar Amran di hadapan 6000 petani, petani, penyuluh, pendamping desa, dan santri tani.

”Kami datang baru 2 kali ke Kuningan, tetapi tiap tahun kami beri bantuan. Kami siapkan untuk Kadugede, bibit durian, Insya Allah 2-3 tahun sudah berbuah”, ujarnya.

Mentan Amran juga menambahkan bantuan 20 unit perontok padi, tanpa prosedur dan syarat kepada ibu-ibu petani usia 60-70 tahun yang ditemui di lahan sawah sedang melakukan aktifitas.

”Ini saya berikan gratis untuk orang tua kami, saudara kita tanpa pengurusan, cepat langsung pesan ke pabrik, paling lambat diterima besok”, perintah Amran yang sewaktu kecil yaitu sejak kelas 3 SD pun tiap hari setelah pulang sekolah ke sawah untuk merontokkan padi. 

Lebih jauh Amran menjelaskan tujuannya berkeliling membawa bantuan ke daerah-daerah. ”Pertama, untuk membebaskan kemiskinan. Tiap 1 rumah tangga yang berada di bawah garis kemiskinan yang memiliki gaji 1.400.000 rupiah, diberikan 50 ekor ayam. Ini ayam kampung bisa bertelur tiap hari. Kita siapkan pakan, kandang dan vaksin selama 6 bulan,” kata Amran.

Kemudian Amran menambahkan bahwa dia juga membawa kambing. ”Kedua, untuk kesejahteraan petani dan meningkatkan gizi. Jika 50 ekor ayam bertelur, 40 telur di jual dan 10 bisa di konsumsi", terangnya.

Untuk seluruh Indonesia bantuan ayam jumlahnya sangat besar yaitu 20jt ekor. 

"Kita ingin menciptakan generasi cerdas, negara kita maju, menjadi super power. Saya pesan kurangi tidur, jangan kena matahari di rumah, maksudnya harus bekerja keluar rumah, mari menebar bibit unggul, jangan menebar hoaks, jangan saling memfitnah, itu bukan budaya kita”, ungkap Amran.

Hadir pada pertemuan ini Dirjen Perkebunan, Kasdi Subagiyono, Kepala Badan Litbang, Fadjry Djufry, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Momon Rusmono, Bupati Kuningan Acep Purnama, perwakilan Perum Bulog, PT. Pupuk, PT. Jasindo. Hadir juga Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat, Hendy Jatnika, Dandim dan Kapolres Kuningan.

Bantuan tersebut di antaranya benih jagung manis bonanza, kangkung bika, cabe merah, cabe rawit, mangga, durian, salak, jambu kristal, buncis, bayam dan tanaman polybag, kelapa, kopi, benih padi, kedelai, alat mesin pertanian (traktor, power tresher, hand spriyer, pompa air, cultivator), domba, ayam, dan program Kawasan Rumah Pangan Lestari serta Program Santri Tani Milenial. Selain untuk masyarakat, bantuan ayam pun khusus untuk pondok pesantren tani milenial. 

Direktorat Jenderal Hortikultura memberikan bantuan pengembangan kawasan dengan total nilai 1,82 miliar yaitu bawang merah TSS 5 ha senilai 90 juta, bawang merah umbi 20 ha senilai 360 juta, bawang putih 25 ha senilai 850 juta, cabe 20 ha senilai 240 juta, tanaman obat 15 ha senilai 180 juta, mangga 20 ha senilai 100 juta.

Bupati kuningan Acep Purnama menerangkan bahwa Kecamatan Kadugede memiliki arti. ”Kadu adalah durian, gede artinya besar, ke depan semoga menjadi produsen buah durian,” harap Acep.

Lebih lanjut Acep berterima kasih kepada Presiden melalui Kementerian Pertanian untuk kedua kalinya berkunjung ke Kuningan. Begitu besar perhatian untuk membangun Kuningan menjadi MAJU (Makmur, Agamis, Pinunjul).

”Kita sadari sinergitas pembangunan harus selaras, termasuk dalam rangka percepatan ketahanan pangan. Kuningan terdiri dari pegunungan sehingga tujuan kami menjadi daerah agropolitan dan pariwisata termaju di Jawa Barat. Saya akan bangun Kuningan berbasis desa. Ada 361 desa, agar desa mandiri dalam ekonomi, berdaulat dalam politik dan berkepribadian dalam kebudayaan”, ungkap Acep.

Maman Rukmana, petani jagung manis bonanza merasa bangga atas bantuan yang diterima. "Saya sangat bersyukur mendapatkan bantuan ini, semoga ke depan saya lebih baik dan berkembang", ujar ketua Kelompok Tani Tunas Mulya, Desa Sidamulya, Kecamatan Jalaksana ini.

Saat ini jagung manis adalah komoditi tanaman sayur yang jadi Idola  bagi petani di Indonesia. Hal ini tidak lepas dari sifat jagung manis yang mudah di usahakan dan tidak membutuhkan perawatan yang membutuhkan ketrampilan khusus, waktu tanam yang pendek 65 – 70 hari ( kategori cepat panen ) dan hasil panennya mudah dijual. Bahkan yang membudidayakan jagung manis banyak yang termasuk petani muda milenial.

"Hasil panen saya jual seharga 2.000-2.500 perkilo, isi 4-5 tongkol. Biasanya jagung sekilo hanya 3 tongkol ukuran besar sehingga kurang diminati. Satu ha menghasilkan 21 ton, dijual ke daerah Cirebon dan Cibitung", ungkap Maman. 

Jagung jenis ini banyak diminati oleh pasar. Bisa diolah menjadi kue, puding dan es krim.(p/ab)