nusakini.com--Seperti yang sudah diketahui kondisi Sekolah Olahraga (SKO) Ragunan sendiri masih bisa terbilang kurang maksimal dari sisi infrastruktur, disisi lain SKO yang lahir tahun 1977 ini harus menjadi Kawah Candradimukanya olahraga tanah air.  

Menpora menyampaikan dari sisi infrastruktur SKO ini dibawah Pemprov DKI Jakarta, pemerintah sendiri hanya menitipkan 210 atlet dari 16 cabang olahraga seperti bulutangkis, sepakbola, bolavoli, tenis meja dan beberapa cabang olahraga yang lain. 

"Ke depan memang harus dimaksimalkan SKO Ragunan ini termasuk SKO yang lain di semua provinsi di Indonesia, setiap provinsi/kabupaten punya SKO saya kita akan punya lebih banyak lagi menyiapkan Kevin/Marcus lebih banyak lagi meskipun saat ini sudah ada PPLP di setiap provinsi," ujar Menpora.

Pemerintah tak henti-hentinya mendorong dan mensupport pihak pihak terkait seperti Pemprov DKI dan Mendikbud atas kerjasama ini. "Kami disini hanya menitipkan 210 anak atlet yang kita cukupi kebutuhannya sepeti makan, uang saku, kepelatihan selebihnya kita bekerjasama dengan Pemprov DKI terima kasih juga kepada Mendikbud karena sekarang sudah lahir 7 SKO dari target 34 SKO di tahun depan di semua provinsi," tambahnya. 

Menurutnya, SKO Ragunan banyak menyuplai atlet-atlet untuk PON dan beberapa even nasional lainnya. "Motivasi dan pengawalan yang ketat dari pelatih dan guru di SKO ini sudah bagus tinggal perbaikan infrastruktur yang perlu lebih diperhatikan setidaknya banyak daerah yang memanggil mereka kembali untuk memperkuat daerahnya," katanya. 

"Saya berharap betul Pak Gubernur DKI Jakarta memberikan kelonggaran dananya untuk memperbaiki sebagian fasilitas ini, nanti kita akan kerjasama mungkin alatnya dari Kemenpora bangunannya dari DKI," katanya lagi. 

Optimisme juga datang dari Asdep Pembinaan Sentra dan Sekolah Khusus Olahraga Teguh Raharjo, menurutnya atlet alumni SKO Ragunan menyumbangkan 40% medali untuk SEA Games. "Dari 210 atlet saja sudah bisa menyumbangkan 40% medali untuk SEA Games dan 60% PON kalau disini bisa menampung 1.000 atlet sudah pasti bisa bicara di level Asia dan olimpiade," katanya. 

Konsep seperti Hambalang lanjutnya, adalah yang dibutuhkan oleh masyarakat olahraga di Indonesia yang berjenjang dari SMP, SMA hingga Akademi. "Ini menjadi pekerjaan rumah pemerintah agar pembinaan olahraga berjenjang salah satu terobosannya adalah PPLM agar ada pembinaan jangka panjangnya menuju atlet elite, kami harap semua pihak punya komitmen tinggi agar pembinaan olahraga menjadi hal penting karena menyangkut harga diri bangsa," tuturnya. (p/ab)