Menperin: SDM Industri Aset Kemandirian Ekonomi

By Admin

nusakini.com--Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset penting untuk turut mendorong pembangunan ekonomi nasional, termasuk di sektor industri. Dengan SDM yang terampil, manufaktur dalam negeri akan dapat lebih berdaya saing baik di tingkat domestik maupun global seiring perkembangan teknologi terkini. 

“Sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo, selain fokus membangun infrastruktur, pemerintah juga tengah gencar membangun kompetensi SDM Indonesia,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada acara Gebyar Penghargaan Kementerian Perindustrian di Jakarta, Selasa (15/8). 

Menperin menjelaskan, proyek infrastruktur dan industri yang sedang berjalan saat ini semestinya dapat dikelola dan dioperasikan oleh para tenaga kerja lokal yang berkualitas. “Oleh karenanya, kami telah meluncurkan program pendidikan vokasi industri untuk menciptakan SDM yang kompeten dan profesional dalam mendukung kemandirian ekonomi nasional,” tegasnya. 

Selama tiga tahap peluncuruan program vokasi yang link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri, Kemenperin telah melibatkan sebanyak 307 industri dan 1035 SMK. Ketiga tahap tersebut untuk wilayah, Jawa Timur, Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta, serta Jawa Barat. Program ini akan terus dilanjutkan per provinsi di seluruh wilayah Indonesia. 

Pada tahun 2019, Kemenperin menargetkan program pendidikan vokasi industri ini diikuti sebanyak 1.775 SMKdan 355 industri dengan jumlah lulusan tersertifikasi yang dihasilkan mencapai 845.000 orang. Kemenperin optimistis target satu juta SDM industri yang tersertifikasi kompetensi sampai tahun 2019 akan tercapai, dengan 845.000 siswa program link and match dan 162.000 lulusan Diklat 3in1. 

Di samping itu, menurut Airlangga, yang tidak kalah penting juga dijalankan oleh Kemenperin adalah meningkatkan kemampuan dan kompetensi SDM aparatur agar mampu membuat kebijakan yang dapat memacu percepatan pertumbuhan industri. Hal tersebut sejalan dengan amanat reformasi birokrasi yang menekankan pentingnya pembinaan dan pengembangan SDM aparatur. 

“Kami terus memacu agar para pegawai Kemenperin dapat meningkatkan pengetahuannya baik dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, maupun mengikuti training, workshop ataupun magang guna mengetahui dan memahami kebutuhan industri saat ini,” paparnya. 

Airlangga pun berharap Kemenperin akan menjadi instansi yang mampu dan berhasil menjadi rujukan kementerian lain dalam mencapai kinerja yang baik serta sanggup memenuhi target pembangunan yang telah ditetapkan. “Mari tetap jaga kualitas dan integritas diri kita serta institusi Kemenperin, sehingga terus melangkah bersama dalam upaya membangun pengembangan industri nasional serta menyiapkan landasan bagi tumbuhnya perekonomian Indonesia secara inklusif dan berkelanjutan,” tuturnya. 

Beberapa kinerja gemilang yang telah diraih Kemenperin tahun ini, antara lain berhasil meraih penghargaan dari Kementerian Keuangan karena secarakonsisten dapat mempertahankan opini wajar tanpa pengecualian (WTP) atas audit laporan keuanganselama lima tahun berturut-turut. Kemenperin telah mendapatkan sembilan kali opini WTPsejak tahun 2008. 

Kemenperin juga berhasil meraih tiga penghargaan inovasi pelayanan publik dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Prestasi ini merupakan upaya terobosan dalam rangka peningkatan kualitas dan percepatan pada pelayanan publik yang terukur sesuai standar dan akuntabel. 

Pada acara Gebyar Penghargaan Kementerian Perindustrian, Airlangga menyerahkan beberapa kategori prestasi terbaik, di antaranya Penghargaan Kepada Unit dengan Kinerja Terbaik, Penghargaan Terkait Penerapan 5K, Penghargaan Terhadap Unit Dalam Penyusunan Laporan Keuangan terbaik, dan Penghargaan Kepada Arsiparis Terbaik. 

Kemudian, Penghargaan Unit Kearsipan Terbaik, Penghargaan Kepada Pustakawan Terbaik, Penghargaan Kepada Unit Perpustakaan Terbaik, Penghargaan Kepada Unit Pengelola Informasi Publik Terbaik, danPenghargaan Kepada Juara Litbang Unggulan. 

Dalam kesempatan tersebut, Menperin menegaskan, pihaknya fokus mendongkrak kinerja industri dalam negeri agar dapat tumbuh positif sepanjang tahun 2017. Apalagi, kontribusi sektor manufaktur terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) nasional pada triwulan II tahun 2017 sebesar 17,94 persen atau tertinggi dibandingkan sektor lainnya. 

“Mengingat pentingnya peran sektor industri dalam memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional, maka perlu kebijakan yang mendukung untuk mengakselerasi pertumbuhannya,” ujarnya. Langkah strategis yang diperlukan industri saat ini, antara lain jaminan ketersediaan bahan baku serta pasokan energi seperti gas dan listrik, serta terjangkaunya biaya logistik. 

Optimisme peningkatan kinerja industri nasional, dipacu dengan beberapa sektor yang memperoleh pertumbuhan industri di atas tujuh persen, yaitu industri logam dasar sebesar 7,5 persen, industri kimia farmasi dan obat tradisional sebesar 7,38 persen, serta industri makanan dan minuman sebesar 7,19 persen. 

Selanjutnya, dari sisi ekspor, kontribusi dari industri manufaktur pada triwulan II/2017 menunjukkan kinerja yang cukup baik yaitu sekitar USD59,7 miliar atau meningkat 10 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2016 sebesar USD54,3 miliar. 

Bahkan, merujuk data Nikkei Purchasing Manager Index (PMI), rata-rata PMI pada kuartal I/2017 adalah sebesar 50,06, sedangkan pada kuartal II-2017 meningkat menjadi 50,4. Indeks di atas 50 ini menunjukkan rentang ekspansi, yang artinya kinerja manufaktur secara rata-rata lebih baik. 

Sementara itu, berdasarkan data United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) dalam penilaian manufacturing value added, juga mencatatkan Indonesia berhasil masuk peringkat 10 besar dunia, melewati capaian Meksiko dan Spanyol, bahkan di atas Inggris dan Rusia. Tahun ini, Indonesia diproyeksi menduduki posisi ke-9 di dunia. 

“Momentum beberapa capaian tersebut harus terus dijaga dengan baik. Untuk itu diperlukan langkah sinergi dengan stakeholders untuk mewujudkan kinerja industri nasional tetap dapat tumbuh dan meningkat di periode berikutnya,” papar Airlangga. 

Kebijakan prioritas yang tengah dijalankan Kemenperin saat ini adalah pengembangan industri berbasis sumber daya alam melalui hilirisasi, meningkatkan daya saing dan produktivitas industri padat karya berorientasi ekspor, serta memacu kompetensi SDM industri.(p/ab)