Menlu Undang Investasi Jepang di Bidang Infrastruktur

By Admin

nusakini.com--Kerja sama ekonomi menjadi fokus utama pembicaraan antara Menlu Retno L.P. Marsudi dengan Menteri Muda Jepang untuk Urusan Luar Negeri (State Minister for Foreign Affairs) Nobuo Kishi yang diselenggarakan di sela-sela Pertemuan Dewan Menteri IORA di Jakarta, Senin (6/3). 

"Indonesia menyambut baik ketertarikan Jepang untuk berinvestasi dalam proyek-proyek infrastruktur strategis di Indonesia seperti Pelabuhan Patimban, kereta api double track Jakarta-Surabaya, maupun pengembangan Blok Masela," demikian disampaikan oleh Menlu Retno pada pertemuan bilateral tersebut. 

Menlu Retno juga menekankan pentingnya memulai peninjauan ulang Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). Tinjauan ulang ini agar kemitraan ekonomi Indonesia-Jepang yang telah berjalan dengan sangat baik dapat menyesuaikan diri terhadap berbagai tantangan jaman sehingga tetap saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. 

Sebagai salah satu mitra strategis dan mitra ekonomi terbesar bagi Indonesia, investasi Jepang di Indonesia meningkat hampir dua kali lipat dalam setahun terakhir, dari US$ 2,87 milyar di tahun 2015 menjadi US$ 5,4 milyar untuk tahun 2016. Jepang juga merupakan salah satu sumber wisatawan terbesar bagi Indonesia, dengan kunjungan 513.297 turis Jepang ke Indonesia di tahun 2016.  

Selain kerja sama ekonomi, kedua Menteri juga telah membahas penguatan forum-forum bilateral antara lain Forum 2+2 (Menlu dan Menhan), Politico-Military Talks dan juga diskusi antar militer kedua negara. Kedua Menteri juga membicarakan sejumlah isu regional seperti situasi keamanan di Laut China Selatan dan Semenanjung Korea. 

Jepang merupakan salah satu negara mitra dialog IORA dan telah hadir dalam KTT Indian Ocean Rim Association di Jakarta, 7 Maret 2017. Sebagai ketua IORA 2015-2017 dan tuan rumah KTT IORA, Indonesia terus mengembangkan inisiatif untuk memperkuat IORA dalam mewujudkan perdamaian, stabilitas dan keamanan di kawasan maupun dalam mendorong pertumbuhan ekonomi serta mewujudkan Samudera Hindia sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru dunia. (p/ab)