Menlu: Mengurangi Ketegangan di Kawasan Harus Jadi Prioritas

By Admin

nusakini.com--Mengurangi ketegangan harus menjadi prioritas dalam menjaga keamanan dan stabilitas kawasan. Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi menegaskan hal ini saat melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Wang Yi, di Diayoutai State Guest House. Pertemuan dilakukan sebelum pelaksanaan pertemuan Belt and Road Forum (BRF) pada 14-15 Mei 2017. 

Dalam pertemuan, kedua Menlu membahas perkembangan situasi kawasan termasuk di Semenanjung Korea. Menlu Retno menyampaikan pentingnya semua pihak mengambil langkah untuk menahan diri dan mengurangi ketegangan. 

Kedua Menlu menyuarakan agar Korea Utara menghormati resolusi PBB, dan mendorong semua pihak untuk mengedepankan dialog dan negosiasi dalam menyelesaikan masalah di Semenanjung Korea. 

“Adanya keinginan dari pimpinan baru Korea Selatan untuk lebih megedepankan dialog merupakan sinyal positif untuk mengurangi ketegangan di Semenanjung Korea,” tutur Menlu Retno. 

Terkait dengan situasi di Laut China Selatan, kedua Menlu menyambut baik perkembangan perundingan framework Code of Conduct (CoC). Keduanya Menlu menyakini perundingan framework CoC dapat selesai pertengahan 2017, sesuai dengan komitmen Tiongkok tahun lalu dan mandat dari Pemimpin ASEAN. Menlu RI menyampaikan pentingnya Tiongkok dan ASEAN mulai mengambil langkah untuk mempercepat proses perundingan pasca disepakatinya framework CoC. 

“Selesainya framework CoC menunjukan bahwa ASEAN dan Tiongkok memiliki political will untuk mengurangi tensi dan ketegangan di Laut China Selatan,” tegas Menlu Retno. 

Mengenai kerja sama bilateral, kedua Menlu berhasil memfinalisasi rencana aksi mengenai implementasi kemitraan strategis komprehensif Indonesia-Tiongkok. Rencana aksi tersebut memuat berbagai langkah dan program yang akan dilakukan dibidang kerja sama politik, hukum, dan keamanan; kerja sama maritim; kerja sama perdagangan, investasi dan pariwisata, serta kerja sama people-to-people contact. 

“Rencana aksi akan semakin meningkatkan kerja sama konkrit antara kedua negara, seperti dalam mengatasi dan memerangi perdagangan obat terlarang, terorisme, perdagangan orang, IUU fishing dan kerja sama hukum” tutur Menlu Retno. 

Dalam pertemuan, Menlu Wang Yi juga menjelaskan konsep Belt and Road Initiative Tiongkok. Dijelaskan bahwa Belt and Road Initiative adalah suatu initiatif Tiongkok untuk meningkatkan sinergi visi dan program pembangunan antar negara dan antar kawasan. Selain itu Belt and Road Initiative juga diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antar negara dan kawasan. 

Menlu Retno menyampaikan pentingnya Belt and Road Initiative mendukung Indonesia dalam mengimplementasi program pembangunan infrastruktur serta konektivitas nasional. Selain itu, juga diharapkan dapat mendukung ASEAN Connectivity Masterplan 2025, berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat ASEAN, serta berkontribusi terhadap perdamaian, keamanan dan stabilitas global. (p/ab)