Menkominfo Ajak Generasi Muda Investasi Filateli

By Admin

Foto/dok. Kominfo  

nusakini.com - Menteri Kominfo Rudiantara mengajak generasi muda untuk investasi filateli. “Investasi returnnya bisa 5-10% dalam US Dolar. Itu lebih bagus daripada kita simpan deposito di bank” kata Rudiantara dalam acara Pembukaan Kompetisi dan Pameran Filateli Internasional “Bandung 2017” di Trans Convention Center, Bandung, Kamis (3/8/2017).

Selain investasi, Menkominfo menyebutkan berbagai dimensi yang dimiliki filateli yaitu pendidikan dan diplomasi. Untuk Pendidikan, Rudiantara memberikan contoh tahun berapa KNIL sudah ada. “Misal tahun berapa KNIL sudah ada jadi kita tahu, bisa belajar dari sejarah” kata Rudiantara. “Mungkin tidak ada bukunya mengenai penerbangan KNIL tapi dari seri prangko, bisa dibuat tulisannya mengenai asal muasalnya penerbangan di Indonesia” jelasnya.

Dalam hal diplomasi, pameran filateli yang bertemakan Jembatan Menuju Dunia Yang Damai Melalui Prangko (Bridging To The World Of Peace Through Stamp) dikatakan Rudiantara sangat relevan. “Dari perdamaian dunia, sangat relevan apalagi yang namanya terorisme dan radikalisme menjadi global isu. Jadi kalau kita mengangkat perdamaian bagaimana justru melalui prangko ini malah ada hubungan second track dari hubungan diplomasi internasional” jelasnya.

“Pesertanya juga banyak dari luar negeri, dari berbagai negara. Daripada membicarakan radikalisme seperti itu, lebih baik kita membicarakan common interest dari masing-masing di belahan dunia perdamaian” tambahnya.

Rudiantara mendorong generasi muda untuk mencintai dan mengapresiasi prangko. “Kita dorong pameran ini” katanya. “Kenapa di Bandung? karena Bandung penduduknya banyak anak muda” katanya. “Kita dorong kepada generasi muda agar bisa mencintai dan mengapresiasi masalah prangko ini. Jangan lihat prangkonya untuk mengirim surat tapi lihat valuenya yang bisa dicreate dari prangko ini” imbaunya.

Lebih lanjut Rudiantara sampaikan bahwa transaksi filateli prangko tidak hanya dilakukan pada saat ada pameran. “Yang banyak itu sudah dilakukan adalah melalui online melalui market place karena di market place tidak ketahuan orangnya. Kalau disini mungkin sungkan, ada biaya pajak dan macam-macam” katanya. “Kalau di market place lebih banyak transaksi yang dilakukan oleh para filatelis” ujarnya.

Ketua Umum FIP Suyono mengatakan bahwa salah satu ukuran dari keberhasilan penyelenggaraan pameran adalah banyaknya transaksi. Namun Suyono mengatakan akan melihat juga berapa banyaknya jumlah pengunjung yang hadir.

Suyono menghimbau kepada generasi muda untuk memanfaatkan filateli. “Untuk generasi muda khususnya mahasiswa bisa mengambil data-data dari filateli ini untuk kegiatan belajar mengajarnya” imbaunya. “Baru belasan orang sarjanan-sarjana yang menggunakan filateli sebagai bahan studi” katanya.

“Kompetisi dan pameran semacam ini adalah suatu acara yang sangat bergengsi apalagi ini adalah tingkat dunia” katanya. Suyono juga mengatakan bahwa Pameran Filateli Internasional Bandung 2017 diikuti oleh 60 negara peserta FIP (Federation Internationale de Philatelie) dan akan dipamerkan sekitar 455 exhibits bahan pameran yang terdiri atau dipajang pada 1937 frames.

Pameran difasilitasi oleh Kementerian Kominfo bekerjasama dengan Perkumpulan Filateli Indonesia maupun internasional. Dihadiri juga pada acara pembukaan oleh Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat Deddy Mizwar, Walikota Bandung Ridwan Kamil, President Filateli International Tay Peng Hian, Direktur Utama PT. Pos Indonesia Gilarsi Wahju Setijono, dan Anggota DPR RI Rieke Diah Pitaloka. (p/ma)