Menko Perekonomian ditunjuk Mewakili Presiden RI pada KTT II Asia Cooperation Dialogue (ACD) di Bangkok

By Admin

nusakini.com--Menteri Koordinator RI, Darmin Nasution, ditunjuk oleh Presiden RI untuk mewakili Pemerintah RI pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-2 ACD yang digelar di Bangkok 10 Oktober 2016. Menko Darmin Nasution akan memimpin Delegasi RI yang terdiri dari para pejabat tinggi Kementerian Koordinator Ekonomi dan Kementerian Luar Negeri RI. 

34 negara telah menyatakan akan menghadiri KTT ACD. Sembilan negara akan hadir pada tingkat Kepala Pemerintahan yaitu Bhutan, Brunei Darussalam, Kamboja, Republik Korea, Kuwait, Laos, Malaysia, Sri Lanka, dan Thailand sebagai tuan rumah. Empat negara mengirimkan tingkat Wakil Kepala Pemerintahan yaitu, China, Myanmar, Qatar dan Vietnam. Sembilan negara, termasuk Indonesia, kehadirannya diwakilkan pejabat tinggi setingkat menteri. Sementara itu, 12 negara diwakili pejabat tinggi setingkat Wakil Menteri, Duta Besar dan lainnya. 

Sehari sebelum KTT yaitu pada 9 Oktober 2016, telah diselenggarakan ACD Connect Business Forum 2016: Innovative Financial Connectivity for a Sustainable Asia. Forum membahas dua isu utama yaitu Financial Technology (Fintech) dan Sources of financing for investment in infrastructure. Dalam kaitan ACD, Forum ini merupakan forum yang pertamakalinya diselenggarakan. Forum akan dihadiri sejumah pengusaha dari kawasan Asia. Sementara itu, Jack Ma, pemimpin dan sekaligus pendiri Alibaba, salah satu perusahaan e-commerce terbesar di China yang sudah mendunia, akan berbicara pada KTT mengenai isu financial technology. 

Dalam sambutan pembukaan ACD Connect Business Forum 2016, PM Prayut menekankan antara lain mengenai pentingnya kemitraan sektor swasta dan pemerintah (Private-Public Partnership) dalam menyatukan seluruh kekuatan di Asia yang beragam menuju Satu Asia (oleh Asia dan Untuk Asia). Selanjutnya ditegaskan pula bahwa disparitas sosial dan ekonomi di Asia harus dipersempit dan tidak boleh satu negara atau satu kelompok masyarakatpun yang tertinggal dalam kemajuan pembangunan Asia. Dengan demikian seluruh negara dan rakyat di kawasan Asia harus menjadi bagian dari production and value chain Asia. 

Pertemuan KTT ke-2 yang bertema One Asia, Diverse Strengths akan membahas kerjasama terkait 6 (enam) isu utama, yaitu Connectivity, Interrelation of Food, Energy and Water Security, Technology and Innovation, Education and Human Resources Development, Culture and Tourism, Promoting Approaches to Inclusive and sustainable evelopment. Keenam bidang tersebut dipilih dari 20 isu yang menjadi perhatian ACD. Dari keenam isu tersebut Indonesia akan menjadi co-prime mover untuk isu Interrelation of Food, Energy and Water Security bersama China, UAE, Vietnam, Saudi Arabia, Bahrain. 

KTT II ACD akan menghasilkan 3 (tiga) buah dokumen utama yaitu Vision for Asia Cooperation 2030 yang akan menegaskan komitmen tujuan dan peranan melalui dialog, Bangkok Declaration “One Asia, Diverse Strength” yang menjabarkan rencana aksi konkrit melalui Blueprint 2017-2021, dan ACD Statement on Reigniting Growth through Partnership for Connectivity sebagai usaha mempercepat pembangunan ekonomi-sosial dengan berbagai pemangku kepentingan melalui kerjasama kemitraan. 

Atas inisiatif Thailand, Asia Cooperation Dialogue (ACD) dibentuk/diresmikan pada 18 Juni 2002 di Cha-Am, Thailand, melalui suatu pertemuan untuk pertama kalinya 18 Menteri Luar Negeri negara Asia. Tujuan utama dari ACD adalah untuk mempromosikan kerja sama di antara negara-negara Asia dalam semua bidang; memperluas perdagangan dan pasar keuangan di Asia dan meningkatkan daya tawar negara-negara Asia; menyambungkan mata rantai yang putus (missing link) dalam kerjasama Asia dengan pembangunan berdasarkan pada potensi dan kekuatan Asia; dan akhirnya menjadikan benua Asia menjadi Komunitas Asia yang mampu berinteraksi dengan seluruh dunia pada pijakan yang lebih setara dan memberikan kontribusi lebih positif terhadap reksa perdamaian dan kemakmuran. 

Semula, ACD terdiri dari 18 negara anggota pendiri yaitu Bahrain, Banglades, Brunei Darussalam, Kamboja, China, India, Indonesia, Jepang, Republik Korea, Laos, Malaysia, Myanmar, Pakistan, Filipina, Qatar, Singapura, Thailand, Vietnam. Mulai tahun 2003 sejumlah negara bergabung menjadi anggota ACD sehingga saat ini berjumlah 34 negara. 

Ketigapuluh empat negara anggota ACD adalah, Bahrain, Bangladesh, Brunei Darussalam, Bhutan, Kamboja, China, India, Indonesia, Iran, Jepang, Kazakhstan, Republik Korea, Kuwait, Kyrgyz Republic, Lao PDR, Malaysia, Mongolia, Myanmar, Pakistan , Filipina, Oman, Qatar, Rusia, Arab Saudi, Singapura, Sri Lanka, Tajikistan, Thailand, Uni Emirat Arab, Uzbekistan, Vietnam, Afghanistan, Turki dan Nepal. (p/ab)