nusakini.com-Jakarta- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati membagikan pengalaman bagaimana mengelola birokrasi dan terus memelihara semangat kebangsaan sebagai seorang pimpinan di Kementerian Keuangan (Kemenkeu).  

“Saya ingin menceritakan pengalaman ini mungkin dalam 4 bagian. Pertama, motivasi dasar, kedua mengenai peranan dari institusi Kementerian Keuangan yang ketiga bagaimana mengejawantahkan nilai kebangsaan itu di dalam keseharian nanti dan yang terakhir adalah bagaimana proses ini terus berlanjut,” buka Menkeu pada acara Temu Kebangsaan dengan tema "Merawat Semangat Hidup Berbangsa" yang diselenggarakan oleh Gerakan Suluh Kebangsaan di Ballroom Hotel Aryaduta Tugu Tani Jakarta pada Kamis (19/12). 

Sebagai pimpinan di Kementerian Keuangan, Menkeu selalu menekankan pentingnya serta membuka kesempatan sebesar-besarnya bagi para jajaran untuk melakukan dialog. Dialog atau percakapan di dalam internal Kementerian Keuangan menjadi sangat penting untuk isu yang berhubungan dengan perbedaan nilai-nilai, karakter dan sikap di internal Kemenkeu. 

“Kemudian memulai dengan mengembalikan motivational kita sebagai suatu institusi dan kepada para aparatur sipil negara (ASN) yang telah berikrar untuk masuk menjadi bagian dari institusi itu dikembalikan lagi logical sequence nya ke pertama kita semua adalah bagian dari Republik Indonesia. Republik Indonesia tidak lahir begitu saja, ada prosesnya. Makanya di hampir setiap pidato saya, saya selalu memulainya dengan pembukaan undang-undang dasar 45,” ungkapnya. 

Selain itu, Menkeu selalu menekankan estafet meneruskan perjuangan dari para pendiri bangsa. Itu perlu untuk terus diingat dan diresapi karena di dalam setiap periode, setiap masa cara meresapi semangat lahirnya Republik berbeda-beda. Penekanan kata estafet adalah meneruskan cita-cita pendiri bangsa mencapai tujuan-tujuannya untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Republik Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial.   

“Motivasional awal ini saya tekankan kemudian baru masuk Kementerian Keuangan sebagai institusi pengelola keuangan negara, bendahara negara, apa relevansinya dengan tadi cita-cita besar itu. Di situlah kemudian memunculkan mengenai relevansi birokrasi ASN yang diperlukan yang sudah berikrar masuk menjadi bagian dari institusi kementerian keuangan. Jadi, meng-connect antara tujuan besar Republik dengan fungsi sebagai bendahara negara,” pungkas Menkeu. (p/ab)